Renungan Zanjabil #38
Oleh: Prof. Madya Dr. Abdurrahman Haqqi, Fakultas Syariah dan Hukum Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam
Nabi Ya’qub AS ini termasuk yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai, al-Karim ibnu al-Karim ibnu al-Karim ibnu al-Karim (HR al-Bukhari) ketika memuji keturunan Nabi Yusuf AS.
Kerena keempat-empat nama tersebut adalah silsilah empat orang nabi yang tidak terputus. Yang Mulia anak Yang Mulia anak Yang Mulia anak Yang Mulia, Yusuf anak Ya’qub anak Ishaq anak Ibrahim Alaihimussalam.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Nabi Ya’qub dilahirkan kembar bersama abangnya al-‘Is. Dinamai Ya’qub karena ketika dilahirkan, baginda memeluk tumit abangnya. Al-‘Is adalah nenek moyang bangsa Rum manakala Ya’qub AS nenek moyang Bani Israil.
Ketika berlaku perselisihan kerena salah faham antara dua beradik tersebut, Rifqah (Rebecca), ibunda mereka berdua menasihati si bungsu untuk pergi menjauhkan diri ke tempat saudara bapaknya di Harran, Iraq. Keluarga Ishaq AS ketika itu tinggal menetap di Palestina. Ini bermakna, Nabi Ya’qub pergi ke tempat asal datuk baginda, Nabi Ibrahim AS.
Tiba di Harran, Ya’qub muda berjumpa dengan saudara bapaknya yang bernama Laban ibn Batuil, saudara lelaki bunda baginda. Di rumah Laban, Ya’qub tertarik hatinya dengan anak perempuan bungsu Laban yang bernama Rahil (Rachel). Ya’qub mengutarakan hasratnya dan gayung pun bersambut dengan syarat harus bekerja dengan Laban selama tujuh tahun. Ya’qub menyanggupi dan bermulalah lockdown baginda di Harran demi mendapatkan buah hatinya.
Tujuh tahun berlalu, hari pernikahan pun ditetapkan. Akan tetapi Laban memberi tahu Ya’qub bahwa adat istiadat di sana tidak boleh seorang adik mendahului nikah sebelum kakaknya. Jadi Ya’qub mesti nikah dengan kakak Rahil dahulu yaitu Laya (Leah).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Laban merencanakan jika Ya’qub mau tetap nikah dengan Rahil maka dia harus bekerja tujuh tahun lagi. Ini pun disanggupi Ya’qub. Ketika itu belum ada larangan menikahi adik beradik dan ini dimasukhkan oleh Kitab Taurat kelak pada zaman Nabi Musa AS.
Bahkan Ya’qub kemudian dihadiahi budak oleh Laya dan Rahil sehingga baginda mempunyai empat orang istri di Harran.
Bertahun-tahun kemudian, Ya’qub memiliki harta kekayaan yang berlimpah di negeri Harran kerena sentiasa berpegang kepada perintah-perintah Allah di manapun baginda berada dan baginda tidak mengikuti kebiasaan penduduk negeri di sekitarnya.
Nabi Ya’qub AS memiliki dua belas orang anak yang Allah sebut mereka dengan sebutan asbat (keturunan Ya’qub) dalam Al-Quran. Dari Rahil lahirlah Nabi Yusuf AS dan Bunyamin. Dan dari Laya lahirlah Rubil, Syam’un, Lawi, Yahuda, Isakhar dan Zabilon.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Dari budak milik Rahil lahir Dan dan Naftali, dan dari budak milik Laya lahir Jad dan Asyir. Nabi Ya’qub juga mempunyai seorang anak perempuan bernama Dinah.
Itulah kisah lockdown Nabi Ya’qub AS di Harran sebelum balik ke Palestina selepas menetap di Harran selama 20 tahun.
Keluarga yang besar dan harta yang banyak yang dimiliki Nabi Ya’qub AS adalah berkat doa ayahanda baginda Nabi Ishaq AS sebelum baginda melarikan diri untuk lockdown di Harran.
Wallahu a’lam. Semoga bermanfa’at.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Bandar Seri Begawan, 26 April 2020. (A/RS2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang