Bekasi, MINA – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur menyampaikan nasihat kepada umat Islam di Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah.
“Di Hari Raya Idul Fitri ini, mari kita sama-sama menyucikan diri. Kembali kepada fitrah,” kata Imaam Yakhsyallah pada Khutbah Idulfitri di Halaman Kelurahan Harapan Mulya, Bekasi, Jumat (15/6).
Imaam menjelaskan, cara untuk menyucikan diri ada keempat. Pertama adalah dengan bertaubat. Salah satu tanda seseorang bertaubat adalah ia menyesal dengan kemaksiyatan yang telah dilakukannya.
“Seseorang yang telah benar-benar menyesal dengan kemaksiyatan yang telah dilakukannya, maka ia telah bertaubat,” katanya.
Cara kedua, menurut Imaam, adalah dengan bertakwa kepada Allah. Takwa adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
“Takwa bukanlah melaksanakan sunnah tetapi menyepelekan kewajiban. Takwa adalah menjalankan keduanya seusai syariat yang telah ditentukan,” katanya.
Cara ketiga, kata Imaam, adalah mendirikan shalat. Seseorang yang mendirikan shalat, berarti ia telah mentaati perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
“Oleh karena itu, mari kita sama-sama mentaati perintah Allah. Mari kita sama-sama saling mengingatkan untuk terus melaksanakan salah secara berjamaah,” katanya.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Cara terakhir, lanjut Imaam, adalah menolak perpecahan. Sebab, apabila seseorang mencintai perselisihan dan perpecahan berarti ia telah menolak kebenaran.
“Perpecahan dan perselisihan adalah sebab kekalahan umat Islam. Hal ini pernah terjadi saat perang Uhud. Umat Islam saat itu tidak bisa mengalahkan orang kafir,” katanya.
Imaam menegaskan, perpecahan juga menjadikan lepasnya tanggung jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada umat Islam yang berpecah belah. Hal ini ditegaskan di dalam Al-Quran.
“Selain itu, perpecahan juga menyebabkan hilangnya ilmu,” ujarnya.
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
Imaam menegaskan, dengan menghindari perpecahan berarti kita hidup di dalam Al-Jama’ah. Al-Jama’ah bukan organisasi dan Al-Jama’ah bukan partai.
“Al-Jama’ah adalah perintah Allah yang diaplikasikan oleh Rasulullah bersama sahabatnya dalam kehidupannya. Al-Jama’ah adalah solusi segala permasalahan bukan alternatif,” katanya. (L/R06/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.