*Ir. Heri Budianto adalah Staf Pengajar dan Peneliti di Sekolah Tinggi Shuffah Al Quran Abdullah bin Masud (SQABM) Lampung.
“Harmoni adalah kolaborasi sesuatu yang menghasilkan satu tujuan yang sama. Semesta adalah seluruh lingkup ciptaan Allah baik yang ada di langit dan bumi serta seisinya. Kami percaya bahwa segala sesuatu yang ada saling ada keterkaitan satu sama lain. (Meyda Sefira, 2007)”
Sekarang musibah banjir tidak lagi dimonopoli kota- kota besar di Jawa seperti Jakarta sebagai kawasan langganan banjir. Hampir seluruh Propinsi dan kota di Indonesia selalu mengalami banjir bila turun hujan. Di Aceh banjir bandang menerjang Kecamatan Kebanyakan, Kabupaten Aceh Tengah, pada tanggal 13 Mei 2020 Muka Air (TMA) berkisar antara 50-130 sentimeter. Di Sumatera Barat sdlapan kecamatan di Kota Padang, dilaporkan mengalami banjir dengan total 13 titik genangan air setinggi 20-70 sentimeter (25/06/2020). Banjir juga melanda Provinsi Jambi menenggelamkan sekitar 2.000 lebih desa dan kelurahan di daerah ini, lebih dari separuhnya sudah tergenang air.
Banjir kali ini merupakan musibah terburuk setelah tahun 1955. Tidak hanya menimbulkan rusaknya harta benda bahkan telah menimbulkan korban jiwa sedikitnya lima orang akibat hanyut terbawa arus dan terkena aliran listrik. Hampir seluruh daerah dari 10 kabupaten dan kota di daerah Jambi tak luput dari bencana (15/12/2003). Di Bengkulu bencana banjir dan longsor juga menerjang 8 kabupaten di Provinsi Bengkulu pada Sabtu (27/4/2019) mengakibatkan 17 orang meninggal dunia dan 12.000 warga harus mengungsi. Di Sulawesi Selatan 10 tewas dan 46 orang lainnya hilang akibat banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Banjir bandang itu dipicu hujan lebat yang membuat Sungai Masamba, dan Sungai Rada meluap. Hingga Selasa sore, 14 Juli 2020, tim penyelamat masih berupaya mencari korban banjir bandang yang menerjang Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada Senin malam (13/7).Banjir terjadi secara tiba-tiba saat warga umumnya sedang beristirahat di rumah.Banjir bandang yang bersumber dari luapan sungai itu, menyebabkan bangunan rumah dan perkantoran serta jalan raya tertimbun lumpur, ketebalan hingga dua meteran.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Bagaimana di Lampung 16 juni 2020, Meluapnya aliran sungai akibat hujan lebat yang melanda Kota Bandar Lampung sejak Kamis 11 Juni malam, mengakibatkan ratusan rumah penduduk di Kelurahan Kali Balau Kencana, Kedamaian, Bandar Lampung, terendam banjir.Ketinggian air mencapai hingga dua meter nyaris menenggelamkan pemukiman. Sedikitnya, 250 rumah penduduk di wilayah ini terendam banjir dengan ketinggian air mencapai hingga dua meter.Sebagian warga yang rumahnya terendam banjir terjebak dan bertahan di atas bangunan rumah menunggu bantuan evakuasi tim SAR. Di Surabaya Hujan deras yang mengguyur wilayah Surabaya 31 Januari 2020 mengakibatkan sejumlah ruas jalan di Surabaya Barat tergenang banjir. Banjir menggenangi beberapa kawasan di Surabaya Barat dengan ketinggian bervariasi antara 50 centimeter hingga 1,5 meter.
Bencana banjir juga melanda sejumlah daerah di Sulawesi. Salah satunya banjir di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. 6 kecamatan dan 28 desa di wilayah tersebut terdampak banjir. Berdasar data dari BPBD Konawe Utara, 1.054 kepala keluarga dan 4.089 jiwa mengungsi dan 56 rumah hanyut terseret arus banjir. Kalimantan Barat, juga diterjang banjir bandang pada Sabtu (8/6/2019) pagi. Sebanyak 268 kepala keluarga terdampak banjir, satu di antaranya meninggal dunia. Banjir bandang juga merobohkan jembatan penghubung Sultra dan Sulteng Lihat Foto Jembatan Asera yang menghubung antara Provinsi Sulawesi Tenggara dengan Sulawesi Tengah putus diterjang banjir bandang di Kabupaten Konawe Utara, tercatat 6 enam kecamatan terisolir dan ribuan jiwa mengungsi. Di Kalimantan Barat, sebanyak 268 kepala keluarga terdampak banjir . Sejumlah desa di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat juga terendam banjir akibat hujan deras (6/12/2019).
Menyikapi banjir yang terus menerus berulang terjadi dan banyak memakan korban jiwa dan harta benda. Pakar pengairan telah menyampaikan beberapa kajian dan saran untuk mengatasinya. Untuk melengkapi masukan tersebut penulis akan menyampaikan salah satu ofsi pilihan untuk menanggulangi banjir. Saran ini ditujukan terutama kepada 270 calon kepala daerah yang akan menjadi Pimpinan daerah hasil pilkada serentak 9 Desember 2020 baik itu Gubenur, Bupati, Walikota, BAPEDA juga para pembaca, Ofsi yang sering disampaikan tetapi sangat minim Pimpinan Daerah yang menjadikan konsefsi ini sebagai metode pelaksanaan penanggulangan Banjir di daerahnya.
Akar masalahnya adalah Perencanaan Pembangunan yang tidak integral menyatukan pola hidup seluruh mahluk yang ada diatas permukaan bumi sebagai pihak yang mendapat mamfaat dari sentuhan pembangunan manusia (human oriented).
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Pembangunan merupakan proses pengolahan sumber daya alam dan pendayagunaan sumber daya manusia dengan memanfaatkan teknologi. Perlu perencanaan yang sangat matang dan terpadu dengan memperhatikan segala sudut pandang serta persepsi yang saling mempengaruhi dalam melaksanakan pembangunan suatu tempat. Penelitian dan pengkajian yang mendalam terhadap semua aspek yang saling berkaitan sebelum kebijakan untuk pembangunan dilaksanakan perlu dilakukan terlebih dahulu, dengan demikian para pengambil kebijakan perlu berhati-hati dalam menerapkan hasil kebijakannya.
Pembangunan harus memperhatikan segala aspek mulai dari potensi yang dimiliki daerah setempat, adat istiadat kebiasaan hidup masyarakat sekitar kegiatan pembangunan, ataupun keyakinan yang dianut.Komponen pembangunan juga perlu memperhatikan kondisi lingkungan yang ada, dari sisi sifat fisik dan mekanik tanah, air, udara, biotik, flora, fauna, karena mereka juga mahluk Allah yang berhak untuk hidup dan dilindungi. Kemampuan untuk melindungi dan menjaga mahluk mahluk tersebut mustahil bisa dilakukan perencana yang hanya berorentasi pada kesejahteraan fisik manusia saja, tanpa ada kemampuan mempelajari dan memahami bagaimana pola hidup serta apa apa yang diinginkan mahluk mahluk Allah lain tersebut agar mereka juga sejahtera tidak terzolimi atau punah (ecologi based).
Perencanaan juga harus menjaga kultur budaya, interaksi antar manusia dimana Pembangunan yang akan dilaksanakan. Karena mereka sudah berada di lokasi tersebut sebelum kita sebagai perencana hadir. Kearifan lokal ini mesti dijaga dan tugas kita untuk memfasilitasi agar budaya yang ada semakin berkembang baik dan memberi mamfaat kepada ummat secara lebih luas (sociology of engineering)
Menyeragamkan perencanaan dengan standarisasi konsef perencanaan yang ada pada pikiran dan metode kita adalah hal yang harus kita hindari. Karena Allah sudah menegaskan bahwa keberagaman adalah sudah menjadi Sunatullah. Adanya suku-suku, bangsa bangsa dengan karakter dan prilaku, budaya, matapencarian serta bahasa yang berbeda beda jangan kita paksakan dengan perencanaan yang seragam.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS Al Hujurat:13)
Kualitas kehidupan ,keamanan, kesejahteraan dimasyarakat dan lingkungan akan cenderung terus menurun serta ujian musibah akan terus menerus terjadi jika pembangunan tidak diimbangi dengan konsep perencanaan yang integral, yaitu memperhatikan dan mengkaji secara seksama hak hak hidup secara damai serta berdampingan seluruh mahluk hidup ciptaan Allah di atas permukaan bumi ini, juga alam semesta secara seimbang dan berkelanjutan, dalam upaya melestarikan fungsi lingkungan yang ada sebagai buah karya Allah. Dia lah sebaik baik perencana (Naturalisasi).
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (Qs Al-Baqarah: 164)
Wallahu’alam
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
(A/R8/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin