Yerusalem, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan melanjutkan agresinya melawan Hezbollah, bahkan jika kesepakatan gencatan senjata dicapai di Lebanon.
“Hal terpenting bukanlah (kesepakatan) yang akan dituangkan di atas kertas. Kami akan dipaksa untuk memastikan keamanan kami di wilayah utara (Israel) dan secara sistematis melaksanakan operasi melawan serangan Hezbollah, bahkan setelah gencatan senjata untuk mencegah Hezbollah berkumpul kembali,” kata Netanyahu di hadapan Knesset di Yerusalem Barat yang diduduki pada Senin (18/11). Melansir Al Mayadeen.
Hal ini terjadi setelah laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat (AS) telah mengusulkan gencatan senjata untuk mengatasi perang yang sedang berlangsung di Lebanon.
Utusan AS Amos Hochstein dijadwalkan mengunjungi Beirut pada Selasa (19/11) untuk membahas upaya mengamankan gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah.
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Namun Axios melaporkan, Hochstein menunda kunjungannya sampai ia menerima klarifikasi lebih lanjut mengenai posisi Lebanon terkait gencatan senjata.
Kunjungan tersebut dilakukan mengingat meningkatnya serangan Israel di Beirut dan proposal gencatan senjata baru AS yang disampaikan kepada Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri.
Komunitas internasional menekankan bahwa gencatan senjata di Lebanon harus sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701. Namun, desakan Israel untuk membubarkan Perlawanan Lebanon telah secara signifikan mempersulit upaya untuk mencapai gencatan senjata.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB