Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

NETANYAHU DAN TRUMP ATUR PERTEMUAN DI YERUSALEM

Rudi Hendrik - Kamis, 10 Desember 2015 - 05:46 WIB

Kamis, 10 Desember 2015 - 05:46 WIB

248 Views

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Foto: AA)
Perdana Menteri Israel <a href=

Benjamin Netanyahu. (Foto: AA)" width="550" height="309" /> Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Foto: AA)

Al-Quds (Yerusalem), 28 Safar 1437/10 Desember 2015 (MINA) – Bakal calon presiden Amerika Serikat (AS) kontroversial Donald Trump dijadwalkan akan bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem bulan ini, media lokal melaporkan Rabu (9/12).

Surat kabar Times of Israel telah melaporkan, Netanyahu mengatur pertemuan pada 28 Desember, meskipun anggota parlemen Israel menentang kunjungan tersebut dan menuding Trump rasis.

Sumber yang dekat dengan Perdana Menteri mengatakan, pertemuan telah dijadwalkan pekan lalu sebelum Trump menyerukan larangan terhadap Muslim memasuki AS pekan ini. Anadolu Agency memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Trump telah menjadi pelopor sebagai kandidat sayap kanan Partai Republik dalam pemilihan di AS pada 2016, dengan kampanye penuh pernyataan provokatif yang sering menyinggung migran dari negara tetangga Meksiko, pengungsi dari Suriah atau negara-negara Muslim lainnya.

Baca Juga: Kaki Tentara Israel Ini Diamputasi Usai Disergap Hamas

Pada Senin lalu, dia memicu kemarahan dengan mengatakan umat Islam harus dilarang memasuki Amerika Serikat.

Gedung Putih bahkan menanggapi dengan mengatakan, komentar Trump bisa membuatnya tersingkir sebagai calon presiden karena bertentangan dengan sumpahnya untuk melindungi konstitusi tersebut.

Organisasi Yahudi di AS juga mengecam komentar Trump, termasuk Liga Anti-Fitnah (ADL) yang didirikan untuk memerangi anti-Yahudi.

“Rencana Trump untuk melarang orang masuk ke Amerika Serikat berdasarkan agama tidak dapat diterima dan bertentangan dengan nilai-nilai Amerika. AS didirikan sebagai tempat berlindung bagi mereka yang melarikan diri darai penganiayaan agama, dan pluralisme agama adalah inti identitas nasional kami,” kata ADL dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang

“Dalam masyarakat Yahudi, kita mengetahui dengan baik apa yang dapat terjadi ketika sebuah kelompok agama tertentu dipilih sebagai stereotip dan dikambinghitamkan,” tambahnya. (T/P001/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya

Rekomendasi untuk Anda