Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, prioritasnya adalah menormalkan hubungan Israel dengan negara-negara Arab sebelum berdamai dengan Palestina.
“Saya pikir cara kita untuk berhasil adalah tidak membiarkan ekor Palestina mengibas-ngibaskan tubuh dunia Arab,” kata Netanyahu kepada CNN dalam sebuah wawancara yang diterbitkan, Rabu (1/2).
Perdana Menteri Israel, bagaimanapun, mengatakan dia “terbuka” untuk negosiasi dengan Palestina dan untuk bekerja sama dengan mereka dalam masalah keamanan, tetapi tidak banyak lagi.
“Saya tentu bersedia agar mereka memiliki semua kekuatan yang mereka butuhkan untuk mengatur diri mereka sendiri, tetapi tidak ada kekuatan yang dapat mengancam kita,” tambahnya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Netanyahu mengatakan dia dapat menandatangani empat kesepakatan normalisasi dengan negara-negara Arab di bawah Abraham Accords yang merupakan dua kali lipat jumlah perjanjian damai yang dibuat oleh pendahulunya selama 70 tahun.
“Jika kita berdamai dengan Arab Saudi – itu tergantung pada kepemimpinan Saudi – dan mengakhiri, secara efektif, konflik Arab-Israel, saya pikir kita akan kembali ke Palestina dan mendapatkan perdamaian yang bisa diterapkan dengan Palestina,” tambahnya.
Di bawah sponsor AS, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menandatangani perjanjian untuk menormalisasi hubungan dengan Israel pada September 2020. Langkah tersebut kemudian diikuti oleh Sudan dan Maroko.
Sebelum 2020, Israel memiliki dua kesepakatan damai dengan Mesir pada 1979 dan dengan Yordania pada 1994. (T/RE1/P2)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)