Yerusalem, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terang-terangan menyatakan penolakan terhadap pembentukan negara Palestina, saat panggilan telepon baru-baru ini dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada hari Selasa (15/4). Almayadeen melaporkan.
Menurut pernyataan Kantornya, Netanyahu mengklaim bahwa pembentukan negara Palestina akan menjadi “hadiah besar bagi terorisme,” yang mengingkari hak untuk hidup bermartabat bagi warga Palestina.
Mengabaikan penderitaan, pemindahan, dan pendudukan selama puluhan tahun yang dialami oleh rakyat Palestina, ia menambahkan, “Negara Palestina yang akan didirikan hanya beberapa menit dari kota-kota Israel akan menjadi benteng terorisme Iran; bahwa sebagian besar masyarakat Israel menentangnya dengan tegas, dan bahwa ini juga merupakan kebijakan Perdana Menteri yang konsisten dan sudah berlangsung lama.”
Netanyahu juga menunjukkan bahwa tidak ada pemimpin Palestina, termasuk mereka yang berada di Otoritas Palestina, yang mengutuk operasi 7 Oktober tersebut.
Baca Juga: Memalukan, Untuk Lepas Satu Sandera di Gaza Harus Libatkan Trump
Percakapan antara Netanyahu dan Macron terjadi di tengah diskusi internasional baru tentang kenegaraan Palestina.
Presiden Macron baru-baru ini mengumumkan bahwa Prancis sedang mempertimbangkan untuk mengakui negara Palestina pada bulan Juni. Ia juga mengungkapkan rencana, bersama Arab Saudi, untuk mengadakan pertemuan puncak perdamaian di Gaza, dengan tujuan “menyelesaikan gerakan pengakuan ini.”
Juli lalu, parlemen Israel menyetujui langkah yang menolak setiap langkah untuk mendirikan negara Palestina di Tepi Barat yang diduduki, dengan menegaskan bahwa mereka akan menolak setiap upaya untuk memaksakan kedaulatan Palestina meskipun ada seruan internasional yang berkembang untuk resolusi yang adil selama puluhan tahun. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Desak PBB Selamatkan Anak-Anak Gaza dari Kelaparan