Niamey, MINA – Junta militer Niger mengizinkan Mali dan Burkina Faso untuk melakukan intervensi militer jika terjadi serangan di wilayahnya oleh negara anggota blok regional utama Afrika Barat ECOWAS.
Para pemimpin kudeta menggulingkan Presiden Niger Mohamed Bazoum pada tanggal 26 Juli, setelah itu Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) mengancam akan menggunakan kekuatan militer jika mereka menolak mengembalikan Bazoum ke tampuk kekuasaan.
Dikutip dari Press TV, ECOWAS mengulangi ancamannya awal bulan ini dengan mengatakan bahwa “D-Day” yang dirahasiakan telah disepakati untuk kemungkinan intervensi militer di Niger.
Pada hari Kamis (24/8), Menteri Luar Negeri Mali, Burkina Faso, dan Niger mengatakan, mereka telah bertemu di ibu kota Niger, Niamey, untuk membahas peningkatan kerja sama di bidang keamanan dan masalah bersama lainnya.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa para menteri menyambut baik penandatanganan dua perintah yang dilakukan oleh pemimpin junta Niger Jenderal Abdourahamane Tiani, “yang memberi wewenang kepada Pasukan Pertahanan dan Keamanan Burkina Faso dan Mali untuk melakukan intervensi di wilayah Niger jika terjadi serangan.”
Disebutkan juga bahwa Pemeritah Mali dan Burkina Faso akan menganggap setiap serangan terhadap Niger sebagai “deklarasi perang” di wilayah mereka masing-masing.
Namun pada hari Ahad (20/8), Tiani mengatakan, Niger terbuka untuk berdialog guna menghindari konflik dengan ECOWAS. Baik para pemimpin kudeta maupun “rakyat Niger tidak menginginkan perang dan tetap terbuka untuk berdialog,” katanya. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Mi’raj News Agency (MINA)