Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Macron: Prancis Akan Tarik Diri dari Niger

Rudi Hendrik - Senin, 25 September 2023 - 17:02 WIB

Senin, 25 September 2023 - 17:02 WIB

6 Views

Ilustrasi: Tentara Prancis di Afrika. (Foto: dok. WikiPedia)

Paris, MINA – Prancis akan menarik militer dan diplomatnya dari Niger setelah kudeta yang berhasil dilakukan oleh pasukan anti-Prancis, kata Presiden Emmanuel Macron pada Ahad (24/9).

Langkah ini akan menyebabkan sekitar 1.500 tentara meninggalkan Niger pada akhir tahun ini.

Prancis telah memutuskan untuk menarik duta besarnya. Dalam beberapa jam ke depan duta besar kami dan beberapa diplomat akan kembali ke Prancis,” kata Macron kepada televisi France 2 pada Ahad. Rt.com melaporkan.

“Dan kami akan mengakhiri kerja sama militer kami dengan pihak berwenang Niger,” lanjutnya, seraya menambahkan bahwa pasukan Prancis akan kembali ke negaranya dalam “bulan-bulan mendatang.”

Baca Juga: Gedung Putih Benarkan Tewasnya Warga Amerika di Lebanon oleh Invasi Darat Israel

Presiden Niger yang pro-Prancis, Mohamed Bazoum, digulingkan dalam kudeta militer pada bulan Juli. Memanfaatkan ketidakpuasan publik yang luas terhadap operasi anti-pemberontak Perancis yang telah berlangsung selama satu dekade di wilayah tersebut, para pemimpin kudeta segera menangguhkan perjanjian kerja sama militer dengan pemerintah Perancis dan menuntut agar pasukan Perancis meninggalkan negara tersebut.

Para pemimpin militer Niger kemudian menuntut pada bulan Agustus agar Duta Besar Perancis Sylvain Itte pergi, mencabut kekebalan diplomatiknya ketika Pemerintah Paris menolak. Pekan lalu, Macron mengklaim bahwa militer Nigeria menyandera Itte dengan memblokir pengiriman makanan ke kedutaan Prancis.

Sekitar 1.500 tentara Prancis saat ini bermarkas di Niger, setelah Paris menghentikan operasi militer di Mali dan Burkina Faso menyusul kudeta serupa di kedua negara. Pangkalan Perancis di Niger adalah salah satu yang terbesar di wilayah Sahel, dan ketika penarikan selesai, hanya beberapa lusin tentara Perancis yang akan tetap berada di Chad.

Dengan berkurangnya pengaruh Prancis, Niger, Mali, dan Burkina Faso mengumumkan pembentukan aliansi militer pekan lalu. Mali dan Burkina Faso keduanya secara informal berkomitmen untuk mendukung Niger jika terjadi invasi oleh blok regional ECOWAS setelah kudeta, dan penandatanganan pakta pertahanan meresmikan perjanjian ini.

Baca Juga: Survei: 35 Persen Pemukim Ingin Tinggalkan Wilayah Pendudukan Israel

Meskipun menyetujui tuntutan para pelaku kudeta, Macron bersikeras bahwa Prancis terus mengakui Bazoum sebagai “satu-satunya otoritas sah” di Niger. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Delegasi Iran dan Israel Cekcok di Rapat DK PBB

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Eropa
Internasional
Internasional
Internasional