Nurbowo: Jadi Wartawan Jangan Mengeluh Keterbatasan Upah

Jakarta, MINA – Senior Suara Islam yang aktif di Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Nurbowo mengatakan, menjadi seorang wartawan atau janganlah suka mengeluh atas keterbatasan pendapatan (gaji) yang diperoleh, apalagi dalam situasi ekonomi yang tidak baik.

“Wartawan, bisa sejahtera. Asal mampu menggunakan keahlian dasar yang dimilikinya, yakni perbanyak menulis, atau melakukan kegiatan lain yang masih senafas dengan aktivitas jurnalistik,” kata Nurbowo di Gedung Menara Dakwah, Jl Kramat Raya 45, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (29/2).

Menurutnya, menulis buku merupakan salah satu aktivitas jusnalis. Ia pun mengajak para jurnalis mengumpulkan hasil karyanya, kemudian karya yang dihasilkan bisa dikembangkan, sehingga bisa menjadi buku yang siap diterbitkan. Selain itu, bisa menulis buku biografi para tokoh, termasuk menjadi ghost writer juga.

Kesempatan yang sama disampaikan mantan wartawan Kompas, Tjahja Gunawan. Selama sekitar 25 tahun ia menjadi wartawan di koran harian ternama di negeri ini. Di tahun-tahun akhir menjelang pensiun dini ia memulai debutnya sebagai penulis buku biografi. Buku “Chairul Tanjung Si Anak Singkong” adalah karya pertamanya yang cukup terkenal.

Tjahja memberikan satu tips penting bagi wartawan untuk mengembangkan talentanya menjadi penulis buku biografi untuk menjaga silaturahmi dengan narasumber.

“Sebagai wartawan ekonomi, saya sudah lama kenal dengan Pak Chairul Tanjung. Hingga suatu hari saya dipanggil, agar menulis buku tentang dirinya,” kata Tjahja.

Mengenai aktivitas jurnalistik, Tjahja berpesan agar para wartawan terbiasa melakukan kerja-kerja jurnalistik yang kritis, inisiatif dan eksklusif. (L/R4/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.