Nairobi, 10 Syawwal 1436/26 Juli 2015 (MINA) – Presiden AS Barack Obama menyampaikan pesan untuk mendukung hak-hak gay dalam kunjungan pulang kampungnya di Kenya, Afrika, sehingga memicu kritik dari berbagai kalangan di negara itu.
Pidato tentang dalam kunjungan bersejarah pulang kampung pertama sejak dia menjadi presiden tujuh tahun lalu, dianggap bertentangan dengan hukum di Kenya yang melarang homoseksual, sehingga memicu kritik keras dari para aktivis hak asasi di Afrika.
Dikatakan, Obama dalam pidato Sabtu telah mengabaikan perbedaan budaya antara dunia barat dan Afrika, di mana banyak negara yang konservatif menolak masalah hak-hak gay. Demikian diberitakan Xinhua yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Di Amerika Serikat, di mana Obama menjadi Presiden, masalah pernikahan sex sejenis makin mendapat pembenaran dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di sana dengan alasan hak asasi manusia.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Selama pembicaraannya dengan Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, Obama menyampaikan dan membandingkan homofobia dan diskriminasi rasial.
Dengan tegas, Kenyatta menolak apa yang disampaikan Obama.
“Ada beberapa hal yang kita harus mengetahui kapan kita harus berbagi, tapi untuk pernikahan sejenis, budaya kita, masyarakat kita tidak menerimanya,” tegasnya.
Dia menambahkan bahwa dia tidak bisa memaksakan apa yang sudah menjadi keyakinan dan hukum negaranya.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Sementara itu, beberapa aktivis hak asaasi Afrika mendesak Obama untuk berhati-hati dalam melangkah pada isu yang bertentangan di suatu negara yang dikunjunginya dan memperingatkan Obama apa yang dia dukung mengenai hak asasi gay, tidak disambut di Kenya. (T/P004/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa