untuk segera mengungsiGaza, MINA – Militer Rezim Zionis Israel memerintahkan warga Palestina yang bermukim di selatan dan tenah Kota Khan Younis, sebelum militer Zionis menginvasi daerah tersebut yang dihuni lebih adri 111 ribu orang, demikian Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).
“Permintaan untuk evakuasi tersebut, mencakup 20 persen dari selatan dan tengah Khan Younis. Sejak operasi agresi militer Israel daerah itu mempunyai 32 tempat tinggal sementara yang menampung 141 ribu orang yang mengungsi dari Gaza utara,” kata OCHA, seperti Aljazirah melaporkan, Kamis (21/12).
OCHA mengatakan, notifikasi evakuasi paksa Israel diumumkan di internet. Warga Palestina dipindahkan ke tempat yang kini sudah sangat padat di Rafah.
“Cakupan pengungsian yang diakibatkan perintah evakuasi ini belum diketahui,” kata OCHA dalam laporan terbarunya mengenai situasi di Gaza.
Baca Juga: Hamas Kutuk AS yang Memveto Gencatan Senjata di Gaza
OCHA juga mencatat Kantor Hak Asasi Manusia PBB menerima laporan pasukan Israel membunuh sedikitnya 11 pria Palestina dan melukai sejumlah wanita dan anak-anak di sebuah bangunan tempat tinggal di Kota Gaza dalam “tindakan yang dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang”.
“Tiga keluarga yang memiliki hubungan keluarga berlindung di dalam bangunan ini saat kejadian. Laporan awal dari saksi mata yang beredar melalui media menyatakan para pria dipisahkan dari wanita dan anak-anak dan kemudian ditembak dan dibunuh,” kata OCHA dalam laporannya.
Dalam laporan yang dipublikasikan di situs resminya OCHA mengatakan sekitar pukul 09:30 waktu setempat Rabu (20/12) penyedia telekomunikasi utama di Gaza mengumumkan semua layanan telekomunikasi dihentikan karena terputusnya jalur serat optik utama di Khan Younis.
Hal ini terjadi setelah pemadaman terpanjang di seluruh Jalur Gaza antara tanggal 14 dan 18 Desember, dan sebagian sudah kembali beroperasi dengan kapasitas sekitar sepuluh persen di Gaza selatan.
Baca Juga: Ikut Perang ke Lebanon, Seorang Peneliti Israel Tewas
Lembaga-lembaga kemanusiaan dan petugas medis memperingatkan pemadaman telekomunikasi membahayakan penyediaan bantuan penyelamatan nyawa yang sudah sangat terbatas. Oleh karena itu, laporan terbaru hanya memberikan informasi terkini yang terbatas mengenai situasi kemanusiaan di Gaza selama 24 jam terakhir.
Israel juga melanjutkan operasi militernya lewat udara, darat, dan laut, di seluruh Gaza. Penembakan paling intens dilaporkan terjadi di Beit Lahiya dan beberapa daerah di kota Gaza utara, di timur Khan Younis timur, serta wilayah timur dan barat kota Rafah.
Pertempuran antara pasukan Israel dan kelompok-kelompok bersenjata Palestina terus berlanjut, di Gaza utara, Kota Gaza, Daerah Tengah, dan Khan Yunis, di Gaza selatan. Kelompok bersenjata Palestina juga melanjutkan tembakan roket ke Israel.
Dalam laporannya OCHA juga mencatat pada 19 Desember, sekitar pukul 17:37 waktu setempat Israel menembak bangunan berlantai lima di lingkungan Ar Remal di kota Gaza. Serangan itu menghancurkan bangunan tersebut. Lebih dari 100 orang tewas dan 16 orang lainnya terluka.
Baca Juga: Palestina Hadapi Musim Dingin, Lazismu Kirimkan Pakaian Hangat
Sebanyak 50 orang lainnya dilaporkan hilang tertimbun reruntuhan. Pada 20 Desember, 2023 Kementerian Kesehatan di Gaza tidak memperbarui jumlah korban. Angka terakhir yang dilaporkan pada 19 Desember sore mencapai 19.667 warga Palestina yang tewas di Gaza.
Sekitar 70 persen dari mereka yang terbunuh adalah perempuan dan anak-anak. Hingga saat itu menurut Kementerian Kesehatan sekitar 52.586 orang terluka. Banyak orang lainnya yang hilang, mungkin terkubur di bawah reruntuhan, menunggu untuk diselamatkan atau dipulihkan. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel di Gaza Akibatkan Jutaan Ton Puing Terkontaminasi Zat Berbahaya