Maputo, Mozambik, 12 Dzulqa’dah 1435/7 September 2014 (MINA) – Presiden Mozambik menandatangani perjanjian perdamaian bersejarah dengan oposisi di ibukota Maputo, Jumat (5/9), mengakhiri konflik dua tahun perang sipil di negara itu.
Presiden Armando Guebuza dan pemimpin oposisi Mozambik Afonso Dhlakama, menandatangani kesepakatan damai di depan sekitar 100 orang diplomat dan pejabat, media online Modern Ghana yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Dhlakama keluar dari persembunyiannya Kamis (4/9), kembali ke Maputo untuk mengakhiri krisis yang juga membuat takut para investor di Mozambik.
Hari itu ia memuji kesepakatan sebagai langkah maju yang penting. Ia berharap, kesepakatan hari itu dapat membawa kepada sebuah negara dengan satu partai.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Selama dua tahun, pasukan pemerintah dan pejuang yang setia kepada Dhlakama bentrok, di mana pemimpin oposisi menuduh negara mengingkari perjanjian damai 1992 yang mengakhiri perang sipil Mozambik.
Sebelumnya, sekitar satu juta orang meninggal akibat konflik 15 tahun, yang berakhir pada 1992.
“Hari ini adalah hari yang sangat penting bagi orang-orang kami, masyarakat tentu menunggu dengan sabar,” kata Presiden Guebuza.
Mozambik telah diperintah oleh pemenang perang saudara, partai Frelimo, sejak kemerdekaan.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Partai ini diharapkan dengan mudah bisa memenangkan pemilu mendatang pada Oktober, tetapi ada kekhawatiran bahwa pemilu bisa dirusak oleh kekerasan.
Kesepakatan perdamaian menyetujui pejuang Renamo pimpinan Dhlakama diintegrasikan ke dalam militer dan partai untuk memberi suara lebih besar dalam badan pengawasan pemilu.
Presiden Guebuza mengatakan, pemerintah akan menciptakan sebuah perdamaian dan rekonsiliasi yang dirancang untuk menguntungkan para veteran perang. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa
activate javascript