Jenewa, 8 Rajab 1437/16 April 2016 (MINA) – Oposisi utama Suriah, Komite Negosiasi Tinggi (HNC) bersedia bergabung dengan pemerintahan transisi bersama diplomat dan teknokrat dari pemerintahan Suriah dan menolak Presiden Bashar Al-Assad.
“Kami tidak bisa menerima partisipasi dari pihak-pihak yang melakukan kejahatan terhadap rakyat Suriah di badan transisi,” kata juru bicara HNC Salem Al-Meslet kepada AFP di sela-sela pembicaraan damai di Jenewa, Jumat (15/4).
Namun, dia menambahkan bahwa oposisi bisa bekerja sama dengan diplomat dan teknokrat rezim jika mereka memiliki dukungan di kalangan penduduk, demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dia mengatakan, “terlalu dini” membahas individu-individu tertentu yang dapat dimasukkan ke dalam calon pemerintahan baru.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
“Distribusi kursi badan transisi akan mengalami perdebatan panjang,” kata Meslet.
Sebuah babak baru pembicaraan perdamaian Suriah yang ditengahi OBB berlangsung awal pekan ini.
Delegasi pemerintah, yang tiba di Jenewa pada Jumat mengadakan pertemuan pertama dengan mediator PBB Staffan de Mistura.
HNC dijadwalkan melakukan pertemuan kedua dengan de Mistura pada Jumat malam.
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus
Transisi politik dan masa depan Assad menjadi hambatan utama dalam negosiasi perdamaian yang bertujuan mendirikan sebuah pemerintah sementara dalam enam bulan menjelang pemilihan presiden dan parlemen.
PBB akan memonitor proses itu selama 18 bulan. (T/P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB: 16 Juta Orang di Suriah Butuh Bantuan