Aleppo, 19 Muharram 1438/20 Oktober 2016 (MINA) – Kelompok oposisi Suriah yang menguasai Aleppo Timur dan dikepung oleh pasukan rezim menolak tawaran untuk meninggalkan dari kota itu dengan bebas.
Oposisi menolak meninggalkan Aleppo Timur yang merupakan pusat kota besar terakhir yang masih dikuasai oleh pasukan oposisi. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Di masa jeda kemanusiaan delapan jam yang diumumkan oleh Rusia, sekutu utama Presiden Bashar Al-Assad, rezim Suriah menawarkan kepada oposisi yang terkepung untuk pergi dari kota itu dengan meletakkan senjata. Oposisi yang mau pergi ke daerah lain akan difasilitasi oleh pasukan rezim.
“Ini bukan gencatan senjata. Delapan jam untuk mengevakuasi Aleppo adalah permintaan untuk menyerah. Ini benar-benar ditolak,” kata Zakaria Malhafji, juru bicara kelompok oposisi Fistaqim kepada kantor berita DPA. “Kami tidak akan meninggalkan kota ini. Kami ingin gencatan senjata total dan masuknya bantuan.”
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Sebelumnya, pemerintah Rusia mengumumkan akan memberlakukan masa jeda kemanusiaan delapan jam pada Kamis di Aleppo.
Rezim Suriah dan Rusia pada Rabu menangguhkan serangan udara di daerah oposisi untuk hari kedua berturut-turut menjelang jeda kemanusiaan.
Aleppo telah menjadi target serangan udara intensif oleh pasukan Suriah dan Rusia sejak gencatan senjata runtuh pada 19 September.
Aktivis di Aleppo timur mengatakan, pesawat-pesawat pemerintah menjatuhkan selebaran yang menyerukan pejuang oposisi untuk meninggalkan kota itu “karena mereka tidak punya pilihan lain”.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Jeda kemanusiaan memberikan kesempatan kepada perwakilan PBB dan Bulan Sabit Merah untuk mengevakuasi orang sakit dan terluka serta warga sipil dari Aleppo Timur. (T/P001/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon