New York, MINA – Organisasi Pangan Dunia (WFP) telah menangguhkan atau mengurangi bantuan untuk warga Palestina penerima bantuan di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki karena kekurangan dana.
Direktur WFP untuk wilayah Palestina Stephen Kearney pada Ahad (13/1) mengatakan, sekitar 27.000 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki tidak lagi menerima bantuan melalui program PBB sejak 1 Januari, demikian Aljazeera melaporkan.
“Sedangkan 165.000 lainnya, termasuk 110.000 di Gaza, hanya menerima 80 persen dari jumlah biasanya,” kata Karney.
Penghentian itu diputuskan setelah pengurangan bertahap sumbangan selama hampir empat tahun terakhir karena kurangnya dana, terutama sekali akibat penghentian bantuan dana oleh AS sebagai penyebab terbesar.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Di desa Yatta dekat Hebron di Tepi Barat selatan, Maha Al-Nawajah mengatakan, dengan memburuknya keuangannya, dia kini hanya membeli lebih sedikit dari kebutuhan.
“Pada bulan Desember, mereka tidak memperpanjang kartu saya,” kata ibu berusia 52 tahun itu, merujuk pada kartu WFP yang memungkinkannya membeli bahan makanan untuk 12 anggota keluarga besarnya.
“Putra-putra saya tidak memiliki izin untuk masuk ke Israel, suami saya menerimanya sesekali dan dapat memperoleh sejumlah uang selama masa-masa itu,” katanya.
Tepi Barat memiliki tingkat pengangguran 18 persen dan beberapa warga Palestina berupaya untuk bekerja di Israel dengan harapan mendapatkan gaji yang lebih tinggi. Tetapi izin diperlukan untuk melakukannya dan Israel selektif dalam hal ini .
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
“WFP meluncurkan banding pendanaan pada 19 Desember dan menerima kontribusi tambahan dari Uni Eropa dan Swiss, tetapi jumlahnya tetap kurang,” kata Kearney.
Ia mengungkapkan, WFP saat ini akan mencari kontribusi dari donor baru dalam upaya untuk mengisi kesenjangan.
Kearney juga mengatakan, terdapat kekhawatiran pemotongan akan mempengaruhi ekonomi lokal karena penduduk menggunakan kartu untuk membeli barang di toko-toko lokal. Di Jalur Gaza, sekitar 80 persen dari dua juta penduduk mengandalkan bantuan internasional. (T/Ast/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza