Islamabad, 23 Jumadil Akhir 1436/13 Februari 2015 (MINA) – Partai-partai agama dan kelompok-kelompok mahasiswa di Pakistan, mengumumkan tanggal 14 Februari akan dirayakannya sebagai Hari Kesopanan, tidak sebagai Hari Valentine karena Hari Valentine dinilai tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Di antara kelompok-kelompok ini adalah sayap pemuda Partai Jamaat-e-Islami yang selama bertahun-tahun telah memimpin penentangan terhadap perayaan Hari Valentine di seluruh negara Islam itu. Demikian On Islam yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.
Shahid Imran Gondal, Ketua Sayap Pemuda Partai Shahbab-e-Milli mengatakan kepada Kantor Berita Jerman, DPA, Kamis, di Islamabad, kelompoknya pergi berkeliling kota mengkampanyekan anti Hari Valentine, sembari berkampanye mengajak berperilaku dengan kesopananan, dan mempromosikan penggunaan tabir jilbab bagi wanita dan anak perempuan.
“Hari Kesopanan memberi kita kesempatan untuk mempromosikan budaya Islam kita di kalangan generasi muda dan memberitahu mereka bahwa Islam tidak ada hubungannya dengan ekspresi terbuka cinta seperti dimaksudkan oleh peringatan Hari Valentine,” katanya.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Kalangan Islam di Pakistan berpendapat, peringatan Hari Valentine sebagai “konspirasi Barat untuk merusak anak laki-laki dan perempuan Muslim.”
“Hari Valentine bertentangan dengan ajaran Islam dan benar-benar harus dilarang,” tambah Shahid Imran Gondal
Sementara itu Komunitas Muslimah Indonesia di Hongkong juga menolak perayaan Hari Valentine (Valentine’s Day) dengan melakukan acara gerakan berjilbab.
Dompet Dhuafa Hong Kong (DDHK) bekerjasama dengan Buruh Migran Indonesia (BMI) Muslimah mengatakan, menolak merayakan Hari Valentine karena bukan ajaran dan budaya Islami. (T/P005/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)