Kairo, Mesir – Perpustakaan Mahasiswa Indonesia Cairo (PMIK) dengan Pojok Peradaban menyelenggarakan Seminar dan Pameran “Jejak Ulama Jawi di Cairo” yang berlangsung pada 28 Maret hingga 4 April 2021 di Wisma Nusantara, Nasr City, Mesir.
Ketua PMIK, Dede Rohmatul Farid mengungkapkan rasa syukurnya selama enam hari pameran, pengunjung yang hadir mencapai 700 orang lebih.
Mahasiswa negara serumpun ASEAN pun tidak kalah antusias, KBRI Kairo melaporkan, Selasa (6/4).
“Pameran ini merupakan manifestasi awal dari usaha pengarsipan dan penelitian sarjana dan mahasiswa Indonesia di Cairo atas naskah lama karya Ulama Jawi di Cairo. Upaya ini sudah berjalan mulai 10 tahun lalu. Fase selanjutnya, kodikologi dan digitalisasi atas karya-karya tersebut akan terus kami lanjutkan. Kami memohon dukungan dari seluruh pihak untuk misi mulia ini,” ungkapnya
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Terdapat 63 naskah karya ulama Jawi/nusantara cetakan Cairo berbahasa Arab dan Pegon pada kurun waktu 1900-1960 M yang berhasil dihimpun oleh panitia pameran.
Pada hari terakhir pameran, panitia mendapatkan 30 naskah lama karya ulama Jawi, koleksi Nurhadi, mahasiswa asal Perak, Malaysia.
Selain itu, panitia juga mendapatkan tambahan koleksi sebuah naskah asal Mojokerto, koleksi Ima Maghfirah, mahasiswi Indonesia. Fragmen naskah ini belum diketahui penulisnya, namun berdasarkan cap kertas Pro Satria asal Inggris, diperkirakan ditulis tahun 1800-an.
Mayoritas naskah-naskah karya ulama Jawi tersebut diperoleh dari Perpustakaan Musthafa el-Baby el-Halaby, Mesir.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Perpustakaan ini didirikan pada 1859 oleh Ahmad al-Halabi, imigran asal Syria dan menerbitkan karya-karya ulama nusantara dalam berbagai bidang ilmu agama dan ilmu terapan.
Menurut kurator galeri, Miftah Wibowo peran ulama nusantara sangat signifikan dalam meningkatkan kekayaan intelektual di Timur Tengah, termasuk Mesir khususnya Al-Azhar.
Saat itu telah terjadi gerakan intelektual yang cukup masif ditandai dengan munculnya sebuah komunitas yang disebut dengan Ashhab Al-Jawiyyin pada abad ke-14.
Bukti otentiknya adalah adanya Ruwaq Jawi di Masjid Al-Azhar, yang menghasilkan ulama sekaliber Abdul Mannan Dipomenggolo asal Termas Pacitan.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Selain itu, adalah puluhan bahkan ratusan naskah karya ulama Jawi tersebar di percetakan-percetakan Cairo.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, Lutfi Rauf mengatakan, kiprah dan kontribusi ulama Jawi dalam pengembangan suatu peradaban dan bangsa juga telah diakui oleh berbagai negara di Timur Tengah.
Banyak sekali ilmu pengetahuan serta informasi dari naskah ini yang digunakan sebagai rujukan dalam menambah pemahaman tentang pemikiran-pemikiran ulama nusantara yang telah berkiprah di Universitas Al-Azhar, universitas Islam yang tertua di dunia,” ujarnya.(R/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah