Jakarta, 6 Rabi’ul Akhir 1438/5 Januari 2017 (MINA) – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa Kepala Staf Angkatan Udara Australia Marsekal Mark Donald Binskin telah meminta maaf terkait adanya pelecehan terhadap ideologi Pancasila dan kurikulum pendidikan militernya,
“Saya menerima surat dari Marsekal M Binskin bahwa, satu meminta maaf atas kejadian tersebut. Yang kedua akan melakukan revisi kurikulum, yang ketiga akan melakukan tim investigasi, yang keempat mengirimkan Kepala Staf Angkatan Darat mereka untuk menghadap KSAD dan saya untuk permohonan maaf,” kata Gatot dalam keterangannya usai mengikuti Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/1) sore.
Menurut Panglima TNI, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, dan menyambut baik niat yang disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara Australia Marsekal Mark Donald Binskin tersebut.
“Saya mohon adakan tim investigasi dulu tidak usah mengirimkan tim Army-nya, kemudian setelah itu baru kita bicarakan lagi,” tegas Panglima TNI, demikian Setkab melaporkan.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Tentunya berdasarkan hasil investigasi itu, menurut Jenderal Gatot Nurmantyo, akan dilakukan evaluasi atas kelanjutan kerja sama pelatihan bahasa antara TNI dengan ADF.
Diakui Gatot, bahwa kerja sama antara TNI dengan ADF itu sebenarnya sudah berlangsung lama, dan diperbarui lagi berdasarkan komite pada saat dirinya ke Australia beberapa waktu lalu. Adapun yang sekarang ini, menurut Gatot, baru Oktober kemarin dikirimkan.
Ada Pelecehan
Sebelumnya usai menghadiri Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian, di Hotel Bidakara, Kamis (5/1) pagi, Jenderal Gatot Nurmantyo mengemukakan penghentian sementara kerja sama militer dan pertahanan antara TNI dengan ADF karena pihak Australia melecehkan ideologi negara Indonesia, Pancasila.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
“Penghentian kerja sama militer antara kedua negara tersebut terkait adanya pelecehan terhadap ideologi Pancasila dan kurikulum pendidikan militer,” kata Jenderal Gatot.
Menurutnya, pelecehan yang dilakukan Australia itu terlalu menyakitkan, yaitu tentang tentara yang dulu, tentang Timor Leste dan tentang Papua yang terus merdeka serta Pancasila yang diplesetkan menjadi Pancagila dengan lima silanya yang tidak benar.
Mengenai sampai kapan penghentian kerja sama ini dilakukan, ia mengaku masih menunggu sampai adanya hasil investigasi dan penyelesaian serta klarifikasi dari pihak militer Australia kepada TNI.
“Saya sampaikan bahwa, untuk sementara kerja sama di bidang pendidikan militer dihentikan dulu dan akan kita evaluasi. Saya tidak akan ke Australia, tapi menunggu dari hasil investigasi,” demikian Jenderal Gatot Nurmantyo. (T/R06/P1)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)