Oleh: Rudi Hendrik, jurnalist Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Para pemimpin dunia mengutuk pemenggalan kepala seorang pekerja bantuan Inggris oleh militan Islamic State (IS) atau di Indonesia lebih populer dengan nama ISIS.
Pemerintah Inggris telah mengkonfirmasi kematian warganya, David Haines, Ahad (14/9).
“Semua tanda-tanda dalam video tersebut asli, kita tidak punya alasan untuk tidak percaya,” kata kantor Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Dalam pernyataan sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengutuk pembunuhan itu.
Sementara Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan, itu adalah pembunuhan keji dan mengerikan terhadap seorang pekerja bantuan tidak bersalah.
“Ini adalah tindakan kejahatan murni,” tegasnya.
“Hati saya menyampaikan penghargaaan kepada keluarga David Haines yang telah menunjukkan keberanian luar biasa dan ketabahan atas cobaan ini,” tambahnya.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Para pemimpin politik dari Perancis, Jerman dan Otoritas Regional Kurdi juga mengecam eksekusi tersebut.
Sebuah video yang dirilis Sabtu menunjukkan pemenggalan oleh militan bertopeng asal Inggris terhadap pria 44 tahun dengan kondisi yang sama dengan video rekaman ISIS saat membunuh wartawan AS James Foley.
PM Cameron mengatakan, pemerintah akan melakukan segala upaya untuk memburu pembunuh itu dan memastikan mereka menghadapi pengadilan, meski akan memakan waktu yang lama.
Kementerian Luar Negeri Inggris telah bekerja untuk memverifikasi video tersebut.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
David Haines bekerja untuk badan bantuan Perancis di Suriah ketika ia diculik pada Maret 2013.
Video yang berdurasi selama hampir dua setengah menit itu berjudul “Pesan kepada Sekutu Amerika”. Seperti halnya dalam video sebelumnya yang menampilkan Foley dan Sotloff, menunjukkan korban mengutuk tindakan pemerintahnya terhadap ISIS.
“Anda (David Cameron) masuk secara sukarela ke dalam koalisi dengan Amerika Serikat melawan Islamic State seperti pendahulunya Tony Blair. Anda mengikuti jejak Perdana Menteri Inggris yang tidak berani untuk mengatakan ‘tidak’ kepada Amerika,” kata Haines dalam video.
“Sayangnya, itu adalah kita (publik Inggris) yang akhirnya akan membayar mahal untuk keputusan egois parlemen kita,” tambahnya.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Algojo yang diduga orang yang sama dengan dalam video sebelumnya mengatakan dalam aksen Inggris bahwa aliansi Inggris dengan AS hanya akan “mempercepat kehancuran Anda”.
“Orang Inggris harus membayar mahal untuk janji Anda, Cameron, untuk mempersenjatai Peshmerga (pasukan Kurdi) melawan Islamic State,” kata si algojo.
Inggris telah berusaha untuk mengidentifikasi algojo itu, untuk menentukan apakah dia memang warga negara Inggris.
Seperti halnya dengan video sebelumnya, kalimat penutup adalah ancaman untuk membunuh sandera lain, yaitu seorang pria Inggris kedua.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Kementerian Luar Negeri telah merilis pernyataan dari saudara Haines, Mike, pada Ahad, bahwa dia telah berbicara tentang saudaranya yang membantu “siapa pun orang yang membutuhkan bantuan, terlepas dari ras, keyakinan atau agama”.
“Dia dicintai oleh semua anggota keluarga yang akan merasa sangat kehilangan,” kata Mike.
Dalam pernyataan Sabtu, Obama mengatakan AS mengutuk keras pembunuhan “barbar” terhadap warga Inggris David Haines oleh kelompok ISIS.
Pada Ahad, Presiden Perancis Francois Hollande, Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Presiden Pemerintah Regional Kurdi Massoud Barzani mengeluarkan pernyataan mengutuk pembunuhan itu.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
“Pembunuhan keji David Haines adalah pembunuhan penuh kebencian, itu sebabnya mengapa masyarakat internasional harus mengambil tindakan terhadap organisasi teroris ini,” kata kantor Hollande.
Sementara Steinmeier menggambarkan pembunuhan itu sebagai “tindakan mengerikan dan barbar yang melampaui semua batas-batas kemanusiaan dan peradaban”.
Juru bicara Barzani, Umit Sabah mengatakan mereka mengutuk keras pembunuhan Haines karena tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan, agama atau moral.
Islamic State sebelumnya dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) mengendalikan wilayah luas di Irak dan Suriah.
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel
AS telah memimpin upaya pembentukan koalisi regional dan internasional untuk melawan ancaman kelompok militan ISIS. Inggris sendiri telah menyumbangkan senapan mesin berat dan amunisi kepada pemerintah Irak dalam perjuangannya melawan ISIS. (P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Sumber: Anadolu Agency
Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara