Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasca Banjir Libya: Warga Derna Tuding Pemerintah Lalai

Rudi Hendrik - Selasa, 19 September 2023 - 22:39 WIB

Selasa, 19 September 2023 - 22:39 WIB

14 Views

Kondisi kota Derna pasca banjir mematikan di Libya timur pada Senin, 11 September 2023. (Gambar: dok. Sky News)

Derna, MINA – Ratusan pemrotes berunjuk rasa di Derna yang dilanda bencana banjir di Libya pada Senin (18/9). Mereka menuduh pihak berwenang lalai setelah banjir bandang besar menghancurkan kota pesisir tersebut dan menyebabkan ribuan orang tewas.

Para pengunjuk rasa berkumpul di luar masjid agung kota itu dan meneriakkan slogan-slogan menentang parlemen di Libya timur dan pemimpinnya Aguilah Saleh. The New Arab melaporkan.

“Rakyat ingin parlemen jatuh”, “Aguila adalah musuh Tuhan”, “Darah para martir tidak tertumpah dengan sia-sia”, dan “Pencuri dan pengkhianat harus digantung”, teriak mereka.

Sebuah pernyataan yang dibacakan atas nama para pengunjuk rasa, mendesak “penyelidikan cepat dan tindakan hukum terhadap mereka yang bertanggung jawab atas bencana tersebut.”

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Mereka juga menuntut pendirian kantor PBB di Derna dan dimulainya “rekonstruksi kota, ditambah kompensasi bagi penduduk yang terkena dampak”, dan penyelidikan terhadap dewan kota saat ini dan anggaran sebelumnya.

Beberapa pengunjuk rasa berbaris di sebuah rumah yang dilaporkan milik Wali Kota Derna yang tidak populer, Abdulmonem al-Ghaithi. Rumah tersebut dibakar, menurut gambar yang dibagikan di jejaring sosial dan media Libya.

Televisi Al-Masar melaporkan bahwa kepala pemerintahan yang berbasis di wilayah timur, Oussama Hamad, telah membubarkan Dewan Derna dan memerintahkan penyelidikan terhadap dewan tersebut.

Politisi dan pengamat mengatakan, kekacauan di Libya sejak jatuhnya Muammar Gaddafi pada tahun 2011 dan pembunuhannya telah mengesampingkan pemeliharaan infrastruktur penting.

Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu

Pada tanggal 10 September, dua bendungan yang dilaporkan mengalami keretakan sejak tahun 1998 jebol setelah Badai Daniel melanda Libya bagian timur, menimbulkan arus deras yang dahsyat dan mematikan yang melanda kota berpenduduk 100.000 orang tersebut.

Bencana ini menewaskan lebih dari 11.300 orang menurut data PBB dan menyebabkan ribuan lainnya hilang.

Puluhan ribu warga yang mengalami trauma menjadi tunawisma dan sangat membutuhkan air bersih, makanan, dan persediaan dasar di tengah meningkatnya risiko kolera, diare, dehidrasi, dan kekurangan gizi, demikian peringatan badan-badan PBB. (T/RI-1/P2)

 

Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Afrika
Dunia Islam
Dunia Islam