Bandar Lampung, MINA – Usai tsunami melanda Lampung Selatan, pengunjung wisata pesisir di tiga kecamatan yakni Bakauheni, Rajabasa, dan Kalianda, menurun secara drastis. Namun, kini wisata Lampung bangkit dan berbenah dari musibah.
Menurut keterangan Lampost.co pada Ahad (20/1), sedikitnya tiga hotel rusak parah, yakni enam kamar hotel di Pantai Wartawan De Mansion rusak, Hotel Grand Elty Krakatoa yang restorannya tersapu air, dan Kahaii Beach Resort yang fasilitas di tepi pantainya rusak parah.
Meski Grand Elty Krakatoa Nirwana Resort hanya rusak ringan, jumlah pengunjungnya merosot hingga 80% ketimbang tahun lalu.
“Setelah bencana itu, jumlah wisatawan yang ke Grand Elty turun dratis. Bahkan saat Tahun Baru, kami sempat tutup,” kata Yundi Luqmansyah, Operation Manager Grand Elty Krakatoa Nirwana Resort di Desa Merakbelantung, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
Pengelola Grand Elty saat itu sempat terpukul tetapi tidak lama. Dalam hitungan hari, pariwisata di sana kembali menggeliat. Kecerdikan pengelola untuk bangkit terus digelorakan melalui medsos. Pengelola meyakinkan masyarakat melalui medsos bahwa mereka ada, baik-baik saja, dan mereka bisa bangkit.
“Pascatsunami kami hanya fokus recovery market untuk mengembalikan minat masyarakat mengunjungi Grand Elty. Semangat untuk bangkit, berdamai dengan keadaan, dan menata kembali segalanya dibantu media juga,” ujar dia.
Adapun Pantai Wartawan De Mension di pesisir Rajabasa yang porak poranda dihantam gelombang tsunami, menjadi kenangan buruk bagi Noni (27), karyawati di sana. Ia bercerita saat tsunami menerjang perairan Selat Sunda pada 22 Desember 2018, ada tiga pengunjung Jakarta yang menginap.
“Meski banyak fasilitas wisata kami yang hancur, tiga pengunjung yang menginap di Pantai Wartawan selamat dari tsunami. Semua pengunjung dan karyawan Pantai Wartawan yang bekerja malam itu selamat dari maut,” ujarnya.
Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam
Kurniawan, pengelola Pantai Wartawan, mengklaim merugi hingga Rp4,27 miliar akibat tsunami tersebut. Sejumlah fasilitas yang lenyap disapu gelombang pasang air laut itu, di antaranya enam kamar penginapan, rumah pohon, ruang VIP, kolam renang, dan peralatan studio musik.
Merespons hal itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lampung Selatan dan Otoritas Jasa Keuangan bekerja sama untuk pemulihan pariwisata pascatsunami Selat Sunda. Pemulihan sektor pariwisata itu akan melibatkan penjaga pantai dan kelompok sadar wisata.
“Untuk membangkitkan dunia pariwisata usai tsunami, kami tidak bisa melakukan sendiri. Oleh karena itu, kami akan menggandeng OJK dan lainnya,” kata Kepala Disparbud Lampung Selatan Yuda Sukmarina, beberapa hari lalu.
Menurut dia, untuk memulihkan sektor pariwisata usai tsunami, Disparbud Provinsi mendapat anggaran dari dana alokasi khusus sebesar Rp 33 miliar. Dari jumlah tersebut, Disparbud Lampung Selatan mendapat Rp 2 miliar untuk pemulihan pascatsunami. (R/hnh/RI-1)
Baca Juga: Shuling Kota Sabang, Ustaz Arif Ramdan Ajak Jamaah Peduli Masjid Al-Aqsa
Mi’raj News Agency (MINA)