Gaza, MINA – Salinan perjanjian gencatan senjata yang disetujui oleh Zionis Israel dan pejuang Hamas menyebutkan, pasukan pendudukan secara bertahap akan meninggalkan Koridor Philadelphi (Salah Al-Din) di perbatasan dengan Mesir selama fase pertama perjanjian gencatan senjata di Gaza, dengan penarikan penuh diharapkan paling lambat pada hari ke-50 perjanjian.
Seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (16/1), status koridor tersebut telah menjadi titik kritis dalam upaya-upaya sebelumnya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, karena Mesir, yang menjadi penengah antara Israel dan Hamas dengan Qatar dan AS, telah menuntut Israel untuk menarik diri setelah pasukan pendudukan mengambil alih wilayah tersebut.
Sebelumnya para pihak mediator, Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat mengumumkan bahwa upaya mediasi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza telah berhasil.
Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengumumkan secara resmi di Doha, Qatar, Rabu malam (15/1), perjanjian gencatan senjata antara Gerakan Perlawanan Islam Hamas di Gaza dan Israel, dan akan dilaksanakan Ahad (19/1) pukul 12:15 siang.
Baca Juga: Pemerintahan Trump akan Cabut Sanksi terhadap Pemukim Israel
Berdasarkan kesepakatan, Hamas akan membebaskan 33 sandera sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Polisi Israel Kembali Bentrok dengan Yahudi Ultra-Ortodoks