Erbil, Irak, 13 Syawwal 1435/9 Agustus 2014 (MINA) – Pasukan keamanan Kurdi Irak telah membuka jalan menuju Gunung Sinjar di barat laut Irak, menyelamatkan lebih dari 5.000 penganut paham Yazidi yang terjebak di sana setelah melarikan diri dari kelompok pejuang Negara Islam (IS).
“Saya dapat mengkonfirmasikan bahwa kami berhasil mencapai pegunungan dan membuka jalan bagi para pengungsi,” kata Halgord Hikmet, Juru Bicara Pasukan Peshmerga, pasukan keamanan Kurdi, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Hikmet mengatakan, serangan udara baru yang menargetkan pejuang IS oleh pesawat tempur Amerika Serikat (AS) telah memungkinkan pasukan Peshmergas membuka rute ke gunung.
IS yang telah menguasa area besar di Suriah dan Irak, memandang golongan berpaham Syiah dan minoritas seperti Kristen dan Yazidi, komunitas suku dan agama Kurdi, sebagai orang-orang kafir.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Penganut Yazidi adalah minoritas yang mengikuti keyakinan dari 4.000 tahun yang lalu, mereka telah terisolasi di gunung Sinjar selama lima hari terakhir dengan suhu panas yang membakar, dan tanpa ada persediaan bekal makanan, setelah melarikan diri dari kemajuan gerakan IS.
Pesawat-pesawat tempur AS telah meluncurkan beberapa gelombang serangan udara terhadap pejuang kelompok IS di Irak utara sejak Jumat.
Drone dan jet tepur F-18 AS telah menyerang posisi tempur IS dekat kota Erbil.
Sementara itu, Presiden AS Barack Obama, mengatakan pada konferensi pers Sabtu bahwa Washington bangga bisa bertindak bersama teman-teman dan sekutu di Irak selama serangan udara dan sedang dalam proses menjangkau warga sipil Irak yang terjebak di gunung Sinjar.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Obama berulang kali menyerukan rakyat Irak untuk bersatu membentuk pemerintah Irak yang sah dan mengatasi krisis politik yang telah berlangsung selama berminggu-minggu di negara itu.
Dia juga mengatakan bahwa tidak ada jadwal khusus mengenai serangan udara, serangan akan berlangsung selama itu diperlukan untuk melindungi warga sipil Irak dan warga, serta untuk melindungi diplomat dan penasihat militer AS di Irak. (T/P09/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata