Baghdad, 28 Ramadhan 1436/15 Juli 2015 (MINA) – PBB dan Pemerintah Irak telah mengalokasikan $ 2,5 juta pada bulan ini untuk meningkatkan melek huruf serta melatih perempuan dan anak perempuan Irak di pedesaan untuk bekerja di bidang pertanian.
“Wanita pedesaan memiliki potensi besar untuk meningkatkan keterampilannya dalam memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan nasional,” kata Menteri Urusan Wanita Irak Baiyan Nouri dalam sebuah pernyataan di Baghdad, Al Arabiya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Perempuan dan anak perempuan di Irak menghadapi tantangan pembunuhan, termasuk kurangnya akses ke pendidikan.
Menurut angka PBB, sekitar 3 juta anak-anak, sebagian besar anak perempuan, tidak bersekolah di Suriah dan Irak. Mereka juga ikut dalam perpindahan massal karena konflik, kekerasan seksual dan eksploitasi.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Awal tahun ini, lembaga HAM memperkirakan sekitar 14.000 perempuan telah tewas sejak invasi pimpinan Amerika Serikat tahun 2003, dan banyak perempuan dan anak perempuan di bawah umur diperkosa selama masa itu.
Di daerah pedesaan terpencil, di mana diskriminasi marak bercokol, perempuan dapat lebih sulit untuk mengakses pelayanan dasar.
Program ini bertujuan menciptakan jaringan pekerja perempuan pertanian di beberapa masyarakat pedesaan yang paling terpinggirkan di negara itu, yang akan menjangkau dan melatih perempuan lainnya untuk membantu meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka.
Program ini diperjuangkan oleh Perempuan PBB dan pemerintah Irak dalam kemitraan bersama Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Dana Kependudukan PBB (UNFPA) dan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Selain itu, program ini juga akan memberikan para wanita bantuan hukum, dukungan psiko-sosial dan kesehatan reproduksi serta meningkatkan kesadaran tentang hak-hak mereka. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata