Gaza, MINA – Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mendesak penjajah Israel untuk segera membuka koridor kemanusiaan agar bantuan kemanusiaan bisa masuk, mengingat besarnya kebutuhan penduduk di Gaza.
Pusat Informasi Palestina (Palinfo) melaporkan pada Rabu (13/11), akses kemanusiaan ke Kegubernuran Gaza Utara masih sangat terbatas dan pihaknya sangat prihatin terhadap nasib warga Palestina yang tersisa di Jalur Gaza utara, seiring dengan blokade Israel yang diberlakukan di wilayah tersebut masih berlanjut.
Tentara penjajah Israel mencegah masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza Utara sejak 25 September 2024.
Setelah itu, Israel melancarkan serangan militer besar-besaran terhadap penduduk Jabalia dan Beit Lahia yang secara efektif memisahkan Gaza utara dari wilayah lainnya dari Jalur Gaza.
Baca Juga: Sandera Israel Alexander Turbanov Kecam Keputusan Netanyahu Tolak Gencatan Senjata
Dalam laporan baru-baru ini, OCHA mengatakan bahwa selama sebulan terakhir, lembaga-lembaga kemanusiaan mengajukan 50 permintaan kepada otoritas pendudukan Israel untuk memasuki Kegubernuran Gaza Utara.
Namun 33 di antaranya langsung ditolak dan delapan permintaan diterima yang kemudian menemui kendala selama proses penyaluran bantuan kemanusiaan.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric menyatakan, akses kemanusiaan ke Gaza utara secara umum sangat terbatas.
Dujarric mengatakan, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan mencatat 98 upaya selama sebulan terakhir untuk mengoordinasikan pergerakan ke utara melalui pos pemeriksaan di sepanjang Lembah Gaza bahwa 85% dari Permintaan tersebut telah ditolak atau dihalangi.[]
Baca Juga: 56 Tentara Israel Tewas, Ratusan Lainnya Luka Akibat Tembakan Teman Sendiri
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menlu Israel Sebut Pembentukan Negara Palestina Tidak Realistis