Shan’a, 26 Dzulqa’dah 1435/21 September 2014 (MINA) – Suatu kesepakatan damai telah dicapai antara kelompok Syi’ah Houthi dan pemerintah Yaman, kata utusan khusus PBB, Sabtu (20/9) tak lama setelah jam malam diberlakukan di beberapa bagian ibu kota Shan’a pada hari ketiga pertempuran sengit aantara kedua pihak yang bertikai.
“Perjanjian ini akan menjadi dokumen nasional yang bakal memajukan jalan damai, dan meletakkan dasar-dasar dari kemitraan nasional untuk keamanan dan stabilitas,” kata utusan PBB, Jamal Ben Omar.
Dia mengatakan, persiapan sedang dilakukan untuk upacara penandatanganan gencatan senjata hari ini.
Komisi Keamanan Agung negara yang dipimpin oleh Presiden Abd Rabu Mansour Hadi menyatakan, jam malam mulai berlaku di empat wilayah utara dan barat ibukota antara 09.00 pm dan 06:00 am.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mohammed Abdel-Salam, juru bicara Houthi mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di Facebook, kelompoknya mengambil alih gedung TV setelah bertempur hebat dengan tentara penjaga gedung.
Pertempuran sengit antara pemberontak Houthi dan tentara telah membunuh lebih dari 100 orang sejak dimulai Kamis (18/9) setelah berhari-hari melakukan protes dan bentrokan. Hal ini juga mendorong suspensi penerbangan dan gangguan siaran televisi internasional di Shan’a.
Hakim al-Masmari, pemimpin redaksi Yaman Pos mengatakan, bentrokan hari Sabtu adalah yang paling sengit sejak pertempuran dimulai Kamis. Dia mengatakan, puluhan pejuang Houthi tewas di Sanaa pada putaran terakhir pertempuran. Setidaknya 123 pejuang tewas selama tiga hari terakhir, kata kantor berita AFP
Ribuan Syi’ahHouthi melakukan protes di Shan’a selama berhari-hari, mengepung kantor kementerian dan memblokir jalan menuju ke arah bandara utama.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Kelompok Syi’ah Houthi adalah kelompok sekte Zaidi Syiah yang tradisional berbasis di wilayah utara Yaman. Mereka menuntut pemerintahan baru lebih memperhatikan komunitas mereka.
Rencana pemerintah untuk federasi enam wilayah di Yaman telah ditolak oleh kedua kelompok, Syi’ah Houthi dan separatis selatan.(T/P011/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB