Gaza, MINA – Seorang juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan pada Kamis (9/10), sekitar 170.000 ton bantuan kemanusiaan sedang menunggu untuk memasuki Jalur Gaza, menyusul pengumuman tahap pertama rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Juru bicara tersebut mengatakan setelah pendudukan Israel, yang memegang kendali penuh atas semua penyeberangan perbatasan, menyetujui siapa yang boleh memasuki zona perang, pengiriman bantuan dapat dilanjutkan untuk membantu hampir dua juta warga Palestina yang menghadapi kekurangan makanan, obat-obatan, dan pasokan penting yang ekstrem. Palinfo melaporkan.
Bantuan tersebut mencakup pasokan medis, tenda, dan barang-barang bantuan mendesak lainnya.
Awal pekan ini, OCHA melaporkan pendudukan telah menolak masuknya 45% konvoi kemanusiaan yang terdaftar, memblokir pengiriman mereka sejak awal perang pada Oktober 2023.
Baca Juga: Warga Gaza Tetap Waspada di Tengah Sukacita Gencatan Senjata
Juru bicara tersebut menekankan bahwa untuk menyalurkan bantuan secara efektif kepada warga sipil, OCHA mewajibkan penyeberangan terbuka, jaminan keselamatan bagi pekerja bantuan dan warga sipil, visa bagi staf internasional, dan akses tanpa batas bagi konvoi bantuan.
Ia menambahkan bahwa menghidupkan kembali sektor swasta di Gaza sangat penting, untuk memulihkan layanan dasar dan menstabilkan kehidupan sehari-hari sesegera mungkin.
Kamis pagi, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati tahap pertama rencananya untuk mengakhiri perang. Tahap awal tersebut dilaporkan mencakup pertukaran tahanan dan penarikan Israel ke “garis kuning” yang telah disepakati. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Bunuh 9 Warga Gaza Meski Ada Kesepakatan Gencatan Senjata