New York, MINA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak semua pihak untuk “melakukan pengekangan maksimum” dan menghindari eskalasi lebih lanjut setelah Iran menembak jatuh pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pada Kamis (20/6), Sekjen Antonio Guterres “sangat prihatin” dan menyerukan kepada para pihak untuk “menghindari tindakan apa pun yang dapat memanaskan situasi.”
Dujarric mengatakan sekretaris jenderal menekankan lagi “bahwa dunia tidak mengizinkan konflik besar terjadi di kawasan itu.” Demikia Ahram Online melaporkan.
Seruan itu tampaknya secara tidak eksplisit juga ditujukan kepada Israel yang mencoba ‘memanas-manasi’ suasana dengan mengajak negara-negara lain bersatu dengan AS untuk ‘menindak’ Iran
Baca Juga: Amnesty International Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Sebelumnya, Iran mengatakan pesawat nirawak Angkatan Laut AS “melanggar” wilayah udara teritorialnya, sementara AS menyebut itu sebagai “serangan tak beralasan” di wilayah udara internasional di atas mulut sempit Teluk Persia.
Ditanya apakah harus ada penyelidikan dan siapa yang harus melaksanakannya, Dujarric mengatakan, “Jelas fakta-fakta perlu dicari. … Berbagai pihak sedang menyelidiki masalah ini sekarang.”
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan kepada “semua negara yang cinta damai” untuk mendukung upaya AS untuk menghentikan apa yang disebutnya meningkatkan provokasi Iran.
Berbicara pada Kamis, Netanyahu mengatakan “dalam 24 jam terakhir, Iran telah meningkatkan agresi terhadap Amerika Serikat dan terhadap kita semua,” menambahkan “Israel mendukung Amerika Serikat dalam hal ini.”
Baca Juga: Warga Palestina di Luar Negeri: Jaga Persatuan Suriah
Dia berbicara tak lama setelah Pengawal Revolusi Iran menembak jatuh pesawat pengintai AS di Selat Hormuz. Ketegangan yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran perang antara kedua negara.
Komando Pusat militer AS telah mengonfirmasi pasukan Iran menembak jatuh pesawat tak berawak AS, RQ-4 Global Hawk, mengatakan penembakan itu terjadi di wilayah udara internasional dan menggambarkannya sebagai “serangan yang tidak terprovokasi.”
Sebuah pernyataan dari CENTCOM mengatakan pesawat nirawak – sebuah drone pengawasan maritim Global Hawk RQ-4A – “ditembak jatuh oleh sistem rudal darat-ke-udara Iran saat beroperasi di wilayah udara internasional di atas Selat Hormuz” Kamis pagi.
Kementerian luar negeri Iran telah memperingatkan Amerika Serikat atas pelanggaran wilayah udara Iran setelah Garda Revolusi menembak jatuh pesawat nirawak AS pada hari sebelumnya.
Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah
Seorang juru bicara kementerian, Abbas Mousavi, dikutip oleh kantor berita semiresmi Tasnim mengatakan Iran tidak dapat memaafkan “pelanggaran ilegal dan penyerbuan langit negara oleh segala jenis benda terbang asing.”
Pengawal Revolusi Iran mengatakan mereka menembak jatuh drone AS di atas wilayah udara Iran, sementara para pejabat AS mengatakan itu terjadi atas wilayah udara internasional di Selat Hormuz. (T/R11/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bayi Yesus dengan Keffiyeh, Adegan Kelahiran Bersejarah di Vatikan