Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBB: SITUASI BAHAYA BAGI PENGUNGSI DI EROPA

kurnia - Rabu, 23 September 2015 - 03:06 WIB

Rabu, 23 September 2015 - 03:06 WIB

461 Views ㅤ

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon (Foto : Memo)

Sekretaris Jenderal PBB, <a href=

Ban Ki-moon (Foto : Memo)" width="300" height="200" /> Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon (Foto : Memo)

New York, 9 Dzulhijjah 1436/22 September 2015 (MINA) – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-moon menyuarakan tanda bahaya atas situasi yang mengerikan pada para pengungsi di Eropa, di mana banyak pencari suaka yang sudah jenuh akibat perang telah diperlakukan dengan dingin di balik ditutupnya perbatasan dan tindakan kejam yang dihadapi mereka.

Seorang Juru Bicara Ban Ki-Moon, Stephane Dujarric, Senin (21/9), mengatakan, Sekjen PBB “sangat prihatin dengan tingkat situasi memburuk yang dihadapi para pengungsi dan migran yang tiba di wilayah Eropa”.

Sekjen PBB terus mengikuti dan meningkatnya kekhawatiran penutupan beberapa perbatasan di Eropa, serta kurangnya fasilitas penerimaan yang tepat serta peningkatan penggunaan penahanan dan kriminalisasi migran gelap dan pencari suaka,” kata Dujarric.

Melarikan diri dari konflik di tempat tinggalnya, menghadapi penganiayaan di luar negeri, demikian Press Tv melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: Aktris Hollywood Angelina Jolie Kembali Tegaskan Dukungan untuk Gaza

Pernyataan itu dikeluarkan setelah Hungaria menjadi tujuan yang diinginkan bagi banyak para pengungsi, telah menyelesaikan pendirian pagar yang dibangun sepanjang perbatasan dengan negara tetangganya.

Sebelumnya, polisi Hungaria telah menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan aksi protes pengungsi, yang telah berusaha untuk memasuki negara itu dari Serbia.

“Saya terkejut melihat bagaimana para pengungsi dan migran diperlakukan, itu tidak dapat diterima,” kata Ban.

Sementara itu, Parlemen Hungaria telah memberikan wewenang militer untuk berpartisipasi dalam pengawasan perbatasan, memberikan pasukan hak untuk menggunakan peluru logam berlapis karet, gas air mata, dan senjata lainnya untuk digunakan di perbatasan “dengan cara tidak-mematikan, kecuali tak dapat dihindari”.

Baca Juga: Warga di Berbagai Kota di AS Lakukan Demo Menentang Kebijakan Trump

Dalam pernyataan kontroversial pada krisis pengungsi, Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban mengatakan, “mereka tidak hanya membenturkan pintu, bahkan mereka mendobrak pintu kami.”

“Perbatasan kami berada dalam bahaya. Hungaria dan seluruh Eropa berada dalam bahaya,” tambahnya.

Baru-baru ini, Bulgaria juga mulai memobilisasi sebanyak 1.000 pasukan ke perbatasan dengan Turki untuk menghentikan para pengungsi.

Selain itu, Human Rights Watch (HRW) melaporkan, polisi di Makedonia telah menganiaya para pengungsi, yang sedang melintasi negara itu untuk mencapai wilayah Eropa.

Baca Juga: Di Hadapan Menlu AS, Sugiono: Indonesia Siap Evakuasi 1.000 Warga Palestina

Kelompok HAM mengatakan, pencari suaka menjadi sasaran “kekerasan fisik dan verbal oleh para pejabat Makedonia di perbatasan dengan Yunani, dan perlakuan buruk oleh penjaga polisi di pusat penahanan Gazi Baba (Makedonia utara) antara Juni 2014 dan Juli 2015”.

Pekan lalu, para menteri dalam negeri Uni Eropa akan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas apakah Uni Eropa harus memperkenalkan kuota mengikat untuk merelokasi 120.000 pengungsi dari negara-negara yang paling terkena arus masuk mereka.

Sejauh ini, hampir setengah juta orang telah melakukan perjalanan berbahaya melintasi Laut Mediterania untuk mencapai Eropa, angka resmi menunjukkan sejumlah 2.800 telah meninggal dalam perjalanan tersebut. (T/P002/R05)

 

Baca Juga: Gubernur California Gugat Pemerintahan Trump atas Kebijakan Tarif Impor

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Ketatnya Aturan Imigrasi AS Berdampak pada Mahasiswa Indonesia

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Amerika
Internasional
Internasional
Palestina