Sulaimaniyah,MINA – Para pemilik toko di wilayah Kurdi Irak mengikuti seruan para aktivis untuk memboikot barang-barang Turki sebagai protes atas serangan Ankara terhadap pasukan Kurdi di Suriah.
Dari buah delima hingga ember plastik, yoghurt, dan produk kecantikan, Irak mengimpor lebih dari 8 miliar dolar AS barang Turki per tahun melalui Kurdi utara yang otonom, demikian Nahar Net melaporkan.
Serangan itu telah menewaskan puluhan orang dan membuat ratusan ribu orang terlantar, termasuk lebih dari 12.000 yang menyelamatkan diri ke wilayah Kurdi di Irak utara.
“Kami tidak bisa berada di garis depan untuk melawan pemerintah Turki dengan senjata, jadi senjata kami adalah boikot barang-barang Turki,” kata Hamid Banyee, seorang penyanyi Kurdi Irak dan salah satu penyelenggara boikot, Jumat (1/11).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Kami ingin memperluas kampanye untuk memasukkan semua bagian masyarakat, yang akan menjadi pukulan fatal bagi perekonomian Turki,” katanya kepada AFP di Sulaimaniyah.
Aktivis di kota timur laut telah membagikan selebaran di pasar yang mendorong konsumen untuk melewatkan produk-produk Turki dan melobi pengecer agar menghentikan semua impor itu.
Mereka bahkan telah menjajaki kemungkinan pelarangan film dan lagu Turki di wilayah tersebut.
Nasireddin Mahmud, yang memiliki perusahaan ritel produk susu dan biskuit, mengatakan, boikot itu berarti “permintaan akan produk Turki turun setengahnya”.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Pemilik toko menolak untuk membeli barang-barang Turki dan meminta produk Iran atau mencoba menukar mereka dengan produk lokal,” kata Mahmud.
Dia mengatakan, dia ingin melihat boikot itu menjadi kebijakan resmi, sehingga perusahaan-perusahaan besar Turki kehilangan hak untuk mengimpor. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon