Pejabat Afghanistan dan Iran Bertemu Bahas Hak Air Sungai Hirmand

Delegasi Taliban Afghanistan dan Iran bertemu di Kabul, Sabtu, 20 Mei 2023, membahas pembagian air Sungai Hirmand, (Foto: MoD Afghanistan)

Kabul, – Taliban Afghanistan mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, pemerintahnya bersedia mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan perselisihan dengan Iran mengenai hak air dari .

Pernyataan itu menyusul pertemuan bersama delegasi dari Kementerian Pertahanan Afghanistan dengan delegasi dari Iran di Kabul, Sabtu (20/5/2023), El Mayadeen melaporkan.

Delegasi Taliban dipimpin oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Haji Mali Khan Sadiq dan delegasi dari Teheran dipimpin oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Bahram Hussiani Mutlaq.

Menurut pernyataan itu, Mali Khan Sadiq menyambut mitra Irannya dan mencatat bahwa “Emarate Islam selalu menginginkan hubungan baik dengan Republik Islam Iran dan berkomitmen untuk kerja sama lebih lanjut di berbagai bidang.”

Baca Juga:  Delegasi Media UEA Kunjungi MINA

Pertemuan tersebut digarisbawahi oleh beberapa hal yang menjadi perhatian bersama, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan hak atas air di perbatasan, khususnya hak atas air di Sungai Hirmand yang mengalir dari Pegunungan Hindu Kush dan mengalir ke lahan basah Hamous yang terletak di Provinsi Sistan dan Baluchestan, Iran.

Pada tahun 1973, kedua negara menandatangani perjanjian untuk mengatur penggunaan sungai oleh masing-masing pihak.

Sesuai perjanjian, Iran akan menerima bagian tahunan sebesar 820 juta meter kubik dari Hirmand. Pelanggaran Afghanistan terhadap klausul ini telah membuat nyawa orang Iran terancam kekeringan karena warga sipil sangat bergantung pada sungai untuk air minum, pertanian, dan memancing.

Baca Juga:  Erdogan Desak Muslim Bersatu Hentikan Genosida Israel di Gaza

Pembangunan banyak proyek pembangkit listrik tenaga air di sungai, termasuk Bendungan Kamal Khan yang penting di Provinsi Nimrouz Afghanistan, dan Bendungan Kajaki 100 mil (160 km) barat laut Provinsi Kandahar, telah menyebabkan keretakan besar di antara keduanya.

Presiden Iran Ebrahim Raisi memperingatkan pada Kamis (18/5) bahwa pelanggaran hak air Iran dapat menyebabkan ketegangan antara kedua pihak. Ia mendesak Afghanistan untuk mematuhi perjanjian dan “dengan cepat” memasok air bagian Iran.

Ketua Parlemen Iran Mohammad Baqer Qalibaf pada Ahad (21/5) menyerukan implementasi “penuh dan tepat” dari perjanjian 1973. Ia mencatat “tidak akan ada kompromi” pada bagian air Iran.

“Perjanjian air yang tidak dapat diganggu gugat adalah bagian dari sejarah panjang lingkungan antara kedua negara, bangsa Iran dan Afghanistan. Implementasi penuh dan tepat kesepakatan itu menguntungkan kedua negara dan menjamin kepentingan bersama. Ini adalah masalah penting dan tidak akan ada kompromi mengenai hal itu,” katanya dalam sesi parlementer terbuka. (T/RI-1/P1)

Baca Juga:  Massa Pendukung Israel Serang Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas California

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.