Jakarta, MINA – Pembangunan infrastruktur di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, yang dikelola oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dibiayai melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pengarah BRIN dalam konferensi pers seusai mendampingi Ketua Dewan Pengarah BRIN yang juga Presiden RI kelima Megawati Soekarno Putri dan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengunjungi Laboratorium Gedung Genomik di KST Soekarno Cibinong, Rabu (5/7).
SBSN, atau yang lazim juga disebut Sukuk Negara, adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
“Pada 2022 pemerintah mengalokasikan Rp1,17 triliun yang bersumber dari SBSN untuk membangun beragam fasilitas BRIN. Angka realisasi yang telah tercapai adalah sebesar Rp957 miliar, sehingga masih ada sisa,” jelas Menkeu Sri Mulyani.
Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris
Dia menambahkan, tahun ini pemerintah kembali meluncurkan anggaran pembangunan untuk BRIN dengan pagu awal adalah sebesar Rp240 miliar, lalu ditambah menjadi Rp519 miliar. Sampai Juni 2023, realisasi anggaran itu baru mencapai Rp20 miliar.
“Jadi, masih ada setengah triliun rupiah yang mesti diserap dalam waktu enam bulan ke depan,” ujar Menkeu Sri Mulyani.
Dia memastikan anggaran pengembangan riset dan inovasi yang dikelola oleh BRIN memadai, karena ada dukungan dana abadi penelitian yang bersumber dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyampaikan, KST Soekarno memiliki peran strategis, tidak hanya secara nasional, tetapi juga secara global.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
“Sebagian besar infrastruktur yang sedang dibangun saat ini menggunakan SBSN, di antaranya pembangunan infrastruktur KST Soekarno Cibinong sudah selesai seratus persen, termasuk yang di Pusat Riset Teknologi Tepat Guna di Subang juga sudah selesai seratus persen,” jelasnya.
KST Soekarno dibangun di atas tanah seluas 198 hektar dan diinisiasi oleh Presiden pertama, Soekarno sejak 1964. “KST yang berlokasi di Cibinong ini telah bertransformasi menjadi pusat riset hayati, baik pangan, kesehatan maupun lingkungan yang terintegrasi,” kata Handoko.
Dia menyatakan, keberadaan KST Soekarno dengan berbagai fasilitasnya diharapkan mampu mendorong dan mempercepat pengembangan berbagai varietas unggul baru untuk ternak maupun pertanian. Selain itu, KST ini dilengkapi alat deteksi cepat, baik untuk deteksi penyakit dini, maupun deteksi kualitas bibit sedini mungkin.
Menurut Handoko, dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan dan energi, pihaknya memegang peranan penting melalui riset dan inovasi yang melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang dimiliki para perisetnya.
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga
Saat ini, BRIN juga telah dilengkapi berbagai infrastruktur modern yang tersebar di empat kawasan sains dan teknologi (KST) nasional maupun 12 kawasan riset dan inovasi lainnya.
Adapun empat KST nasional tersebut, yakni KST Soekarno di Cibinong, KST Habibie di Serpong, KST Siwabessy di Pasar Jumat, dan KST Samaun Samadikun di Bandung. Keseluruhan KST nasional ini dapat menggambarkan secara lengkap kondisi dan strategi riset dan inovasi di tanah air.(L/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?