Kabul, Afghanistan –KBRI Kabul memastikan pembangunan Hibah Klinik Indonesia Islamic Center (IIC) di Afghanistan berjalan dengan lancar dan tepat waktu sehingga akan dapat selesai dibangun sesuai rencana pada Agustus mendatang.
Pembangunan Hibah Klinik IIC merupakan implementasi dari Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2017 tentang Hibah Pemerintah Dalam Rangka Pembangunan Klinik Kesehatan Indonesia Islamic Centre di Ahmad Shah Baba Mina, Kabul, Afghanistan.
Disusul Penandatanganan Grant Agreement Hibah Klinik oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi dan Menlu Republik Islam Afghanistan, Salahuddin Rabbani pada tanggal 6 Nopember 2017 di Kabul
KBRI Kabul memberitakan, Sabtu (6/7), NECDO Implementing Agency, Kontraktor Zia Ayyoubi Construction Company, Konsultan Pengawas Baradaran Shahzad Construction Company, dan KBRI Kabul telah memastikan kesesuaian kualitas dan waktu penyelesaian Hibah Klinik IIC dan pengadaan alat kesehatan sesuai dengan standar yang disetujui oleh Kementerian Kesehatan Indonesia dan Kementerian Kesehatan Afghanistan.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Pembangunan Hibah Klinik IIC dimulai pada 1 Maret 2019 dan diharapkan dapat selesai pada bulan Agustus 2019.
Kini setelah empat bulan perkembangan pembangunan, gedung Hibah Klinik IIC telah berdiri dengan megah dan kokoh. Lantai 1-3 beserta dengan atapnya telah selesai dibangun.
“Proses pengecoran rangka utama telah selesai, dan telah dimulai tahap finishing bangunan melalui pemasangan frame jendela dan pintu, instalasi listrik, dan dinding keramik, ” tulis pernyataan KBRI Kabul.
Pelayanan dalam klinik direncanakan terdiri dari Poli Ibu, Poli Anak, Poli Penyakit Dalam, dan Poli Kesehatan Mental untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar yang saat ini menghadapi berbagai situasi konflik.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Hubungan Indonesia dan Afghanistan dibangun dalam satu slogan: “Peace, Friendship, and Prosperity”. (R/R01/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam