Sanaa, MINA – Pemberontak Houthi Yaman mengejar “gencatan senjata permanen”, kata seorang juru bicara pada hari Sabtu (31/12), setelah bertahun-tahun perang mematikan di negara itu.
“Kami bekerja untuk mencapai titik kejelasan di Yaman, di mana kami beralih ke gencatan senjata atau gencatan senjata permanen, dan kami telah menyampaikan sudut pandang kami kepada mediator Oman,” kata juru bicara Houthi Mohammed Abdel Salam kepada stasiun TV pemberontak Almasirah, The New Arab melaporkan.
“Setiap solusi untuk krisis Yaman harus didasarkan pada pencairan gaji pegawai [pemerintah] dari pendapatan minyak dan gas sesuai dengan anggaran 2014,” kata Abdel Salam, kepala negosiator kelompok Houthi, menurut kantor berita Turkiye Anadolu.
Dia mengatakan, solusi juga akan membutuhkan pembukaan pelabuhan, bandara dan jalan, ditambah “pembebasan semua tahanan”.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Itu juga harus berarti “sepenuhnya menangani” masalah kemanusiaan, katanya.
Perang di Yaman dimulai pada 2014 ketika Houthi merebut Sanaa, ibu kota negara, dari pemerintah yang diakui secara internasional.
Setahun kemudian, koalisi pimpinan Saudi memasuki konflik untuk mendukung pemerintah yang sah.
Kedua belah pihak telah dituduh melakukan pelanggaran berat oleh kelompok HAM, dan situasi di Yaman dianggap sebagai salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama