Jenewa, 22 Rabi’ul Akhir 1437/ 1 Februari 2016 (MINA) – Masa depan untuk mengakhiri perang saudara yang brutal di Suriah terancam gagal, karena kelompok oposisi utama mengancam pergi dari Jenewa sebelum pembicaraan damai dengan rezim Suriah, Ahad (31/1).
Perwakilan dari kelompok oposisi utama yang tiba di Jenewa pada Sabtu (30/1), menolak melakukan pembicaraan dengan pemerintah Presiden Bashar Al-Assad.
Komite Negosiasi Tinggi (HNC) dijadwalkan bertemu utusan PBB Staffan de Mistura pada Ahad, menuntut bantuan kemanusiaan menembus kota-kota yang terkepung, menghentikan pengeboman terhadap warga sipil, dan ratusan tahanan dibebaskan.
“Jika rezim bersikeras terus melakukan kejahatan tersebut, maka kehadiran delegasi HNC di Jenewa tidak akan dibenarkan,” kata koordinator HNC Riad Hijab memperingatkan dalam sebuah pernyataan berbahasa Arab yang diposting online pada Sabtu. Demikian World Bulletin memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Delegasi akan menginformasikan kepada de Mistura tentang niatnya untuk menarik tim negosiasi jika PBB dan kekuatan dunia tidak mampu menghentikan pelanggaran ini,” tambahnya.
Menyoroti situasi kemanusiaan yang mengerikan, lembaga medis Dokter Lintas Batas (MSF) pada Sabtu mengatakan, 16 orang lagi mati kelaparan di Madaya, salah satu dari lebih selusin kota yang di blokade oleh rezim atau pasukan oposisi.
Lebih dari 4,5 juta orang dengan “kebutuhan kemanusiaan yang besar” tinggal di daerah yang sangat sulit untuk diakses karena pertempuran, menurut KomitePalang Merah Internasional (ICRC).
Sebelumnya pada Jumat, pengunjuk rasa di Jenewa menyoroti nasib warga Suriah yang berada dalam bloakade sehingga terbiasa makan daun.(T/hna/P001 )
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)