Yerusalem, MINA – Parlemen Israel, Knesset, Ahad (17/5) mengambil sumpah pemerintah baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan saingannya Benny Gantz, mengakhiri krisis politik terpanjang dalam sejarah negeri itu.
Israel selama lebih dari 500 hari tanpa pemerintahan yang stabil dan tiga kali pemilihan umum yang hasilnya tidak memberi kemenangan mutlak pada salah satu partai untuk membentuk pemerintah.
Akhirnya 120 anggota parlemen di Knesset menyetujui koalisi pemerintahan tiga tahun ini, dengan 73 suara setuju dan 49 menentang, satu anggota abstain, demikian Al Jazeera melaporkan.
Pemerintah baru dipaksa untuk menghadapi krisis serius dalam pekan-pekan pertama, termasuk kehancuran ekonomi yang ditimbulkan oleh virus corona dan perlawanan yang membayangi rencana aneksasi Israel atas sebagian besar Tepi Barat yang didudukinya.
Baca Juga: UNICEF Kritik Keras Rencana Israel-AS Awasi Distribusi Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza
Berbicara kepada parlemen sebelum pemungutan suara, Netanyahu mengatakan, pemerintahnya yang akan datang harus menerapkan kedaulatan Israel atas permukiman Yahudi, yang ilegal menurut hukum internasional.
Sementara itu, Gantz, seorang mantan panglima militer, tidak menyebutkan kemungkinan tindakan aneksasi dalam pidato. Ia akan menjadi PM dalam paruh kedua masa jabatan pemerintah ini melanjutkan Netanyahu. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Palestina Bertemu Putin di Moskow