Naypyidaw, MINA – Pemerintah bayangan Myanmar National Unitu Government (NUG) telah mendesak para pemimpin Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) untuk memberikan mereka kursi dalam KTT yang akan diadakan Sabtu (24/4) pekan ini di Jakarta membicarakan masalah Myanmar.
NUG juga mendesak ASEAN tidak mengakui penguasa militer yang merebut kekuasaan dalam kudeta Februari lalu.
Pemimpin pemerintahan militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing diperkirakan akan bergabung menghadiri pertemuan puncak khusus ASEAN di Myanmar pada Sabtu (24/4) di Jakarta, Indonesia.
Itu akan menjadi perjalanan resmi pertamanya ke luar negeri sejak kudeta yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, Al Jazeera melaporkan.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Moe Zaw Oo, Wakil Menteri Luar Negeri untuk NUG paralel – dibentuk pada hari Jumat (16/4) oleh politisi yang digulingkan, sebagian besar dari partai Aung San Suu Kyi, serta politisi etnis minoritas – mengatakan, ASEAN belum mengadakan hubungan dengan mereka.
“Jika ASEAN ingin membantu menyelesaikan situasi Myanmar, mereka tidak akan mencapai apa pun tanpa berkonsultasi dan bernegosiasi dengan NUG, yang didukung oleh rakyat dan memiliki legitimasi penuh,” katanya kepada Burma Voice of America pada Ahad (19/4).
“Penting agar dewan militer ini tidak diakui. Ini perlu ditangani dengan hati-hati,” katanya.
Pada hari Sabtu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Tanee Sangrat mengatakan, beberapa pemimpin dari 10 negara ASEAN, termasuk Min Aung Hlaing, telah mengkonfirmasi akan menghadiri pertemuan 24 April di Jakarta.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Thailand adalah pemimpin ASEAN saat ini. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam