Damaskus, 7 Rabi’ul Akhir 1438/6 Januari 2016 (MINA) – Sekitar 70 persen pasokan air ibukota Suriah, Damaskus, berasal dari lembah Wadi Barada yang dikuasai oposisi, tapi pemerintah dan oposisi saling tuding bahwa sumber air itu jadi pemicu pertempuran.
Pemerintah Suriah di Damaskus sejak 22 Desember 2016 telah menuding kelompok oposisi dalam beberapa kesempatan memotong pasokan air dari mata air Ain Al-Fija di lembah ke ibukota dan mencemarinya dengan diesel.
Kelompok oposisi di Wadi Barada mengakui bahwa sebelumnya telah memotong pasokan air di beberapa kali sebagai tawar-menawar untuk menghalangi pasukan Suriah melancarkan serangan skala penuh pada daerah yang telah di kuasai oposisi sejak 2012.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Namun, mereka mengatakan bahwa Pemerintah Suriah telah menuding oposisi mencemari pasokan air dengan diesel. Menurut oposisi, hal itu hanya sebagai dalih untuk menyerang lembah meskipun ada gencatan senjata nasional di seluruh Suriah yang ditengahi oleh Rusia dan Turki pada akhir Desember.
Pemerintah Suriah juga telah mengklaim bahwa gencatan senjata nasional tidak berlaku bagi Wadi Barada, karena di sana ada kelompok Jabhat Fatah Al-Sham yang tidak termasuk dalam gencatan senjata, sebagaimana The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Namun, dewan lokal di Wadi Barada membantah keberadaan Jabhat Fatah Al-Sham yang sebelumnya bernama Front Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaeda. Kelompok itu ditegaskan tidak ada di Wadi Barada sejak 2015.
Bentrokan yang berlangsung antara pasukan pemerintah dan oposisi di Wadi Barada, bisa menjadi masalah kemanusiaan bagi sekitar 100.000 warga sipil yang terkepung di daerah itu. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan