Jakarta, 2 Rajab 1438/30 Maret 2017 (MINA) – Wakil Komisi IV Daniel Johan mendesak pemerintah untuk fokus dalam mewujudkan pemerataan tanah melalui reforma agraria atau penataan ulang sumber-sumber agraria.
Hal ini dinilai sebagai upaya mengurangi ketimpangan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, khususnya para petani yang menjadikan pertanian sebagai tumpuan utama perekonomian masyarakat.
“Kita ingin memastikan agar para petani punya lahan tidak kecil, minimal dua Hektare (Ha). Sehingga bisa produktif dan target mencapai kedaulatan pangan Indonesia dapat terwujud,” terangnya di Senayan, Jakarta, Rabu (29/3), demikian Parlementaria melaporkannya.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirjen Planologi dan Tata Ruang Kementerian LHK di Kompleks Parlemen DPR, Daniel menuturkan, langkah pertama dalam mencapai reforma agraria dengan memastikan penerimaan tanah yang tepat untuk rakyat, tanpa campur tangan pihak terkait.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
Kedua harus ada peraturan yang terikat, seperti dalam jangka waktu lebih dari 30 tahun tanah harus dijual,karena memikirkan dalam konteks hak waris. Sehingga target negara agar petani punya lahan cukup besar bisa tercapai.
“Alternatif lain dari program reforma agraria dengan memanfaatkan lahan menanggur. Lahan menganggur cukup besar, 23 juta Hektar (Ha). Seharusnya bisa kita manfaatkan dari lahan menanggur itu untuk memaksimalkan pertanian petani,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia berharap masyarakat desa bisa memanfaatkan lahan yang ada di daerahnya dengan maksimal, sehingga bisa menjadi produktif dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Target program reforma agrarian tidak hanya pada luas lahan yang menjadi obyek. Tetapi juga harus disertai target output yang terukur secara kuantitatif,” katanya.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
Beberapa tambahan luas area tanam untuk tanaman pangan dan holtikultura termasuk beberapa tambahan produksi pemberdayaan lahan tersebut. Reforma agraria dan perhutanan sosial diharapkan bisa menjawab persoalan ketimpangan ekonomi petani Indonesia. (T/R06/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?