Khartoum, MINA – Pemerintah Sudan melalui presidennya Omar Al-Bashir mengizinkan pesawat El Al, maskapai milik Israel, yang membawa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melewati wilayah udara Sudan Selatan, yang masih di bawah kontrolnya.
Pemerintah Khartoum, Ahad (20/1), mengizinkan pesawat yang ditumpangi Netanyahu melintasi wilayah udara saat kembali dari kunjungan satu hari ke Chad. Dalam kunjungan Netanyahu itu mengawali hubungan diplomatik dengan Chad yang baru dibuka lagi setelah putus sejak 1972.
Sudan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, seperti negara-negara Muslim dan Arab lainnya, yang tidak mengizinkan wilayah udaranya dapat dilintasi maskapai Israel, MEMO melaporkan dikutip MINA, Selasa (22/1).
Rincian penerbangan dirahasiakan, untuk alasan keamanan dan mencegah upaya-upaya dari pihak lain pada detik-detik terakhir untuk mengubah keputusan Pemerintah Sudan.
Baca Juga: Trinidad dan Tobago Umumkan Keadaan Darurat Pembunuhan
Menurut laporan MEMO, keputusan untuk mengizinkan maskapai Israel itu akan dilihat sebagai bukti ketidaktegasan Al-Bashir pada hubungan negaranya dengan Israel. Awal bulan ini, Al-Bashir menolak permintaan maskapai penerbangan nasional Kenya untuk terbang di atas wilayah udara Sudan dalam rute dari ibukota Kenya, Nairobi ke Tel Aviv.
Al-Bashir mengatakan pada saat itu bahwa dia menolak “segala normalisasi dengan Israel”. Sebelumnya, Al-Bashir mengungkapkan, ia telah disarankan untuk mulai menormalkan hubungan dengan Israel untuk memastikan stabilitas di Sudan, yang telah diguncang oleh aksi protes anti-pemerintah selama beberapa pekan.
Israel telah melakukan upaya normalisasi besar-besaran pada negara-negara Arab dan Muslim dalam beberapa bulan terakhir, Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya telah mengunjungi Oman, Uni Emirat Arab (UEA) serta Chad. (T/Ast/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sebanyak 69 Migran Tewas Tenggelam di Lepas Pantai Maroko