London, MINA – Pemerintah Suriah mengirim bala bantuan ke Ghouta Timur hari Rabu (7/3), memperketat pengepungan di sekitar daerah kantong oposisi yang semakin menyusut.
Serangan gencar tersebut telah memicu kemarahan terhadap Pemerintah Damaskus, sehingga Kepala HAM PBB menuduh Pemerintah mendalangi sebuah “kiamat” di Suriah, demikian Nahar Net melaporkan.
Tentara Suriah yang didukung Rusia dan milisi sekutu, memulai sebuah operasi pada 18 Februari untuk merebut kembali benteng terakhir oposisi di dekat Damaskus itu. Pengeboman udara dan artileri yang menghancurkan dilancarkan tanpa henti.
Pasukan Suriah telah berhasil merebut lebih dari 40 persen wilayah terkepung itu dan serangannya telah menewaskan lebih dari 800 warga sipil.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Sedikitnya 700 milisi Afghanistan, Palestina, dan Suriah yang berasal dari Aleppo dikirim pada Selasa malam ke Ghouta,” kata Rami Abdel Rahman, kepala lembaga pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
Monitor perang yang berbasis di Inggris itu mengatakan, bala bantuan dikirim ke dua medan pertempuran di sisi barat Ghouta Timur. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata