Pemimpin Al-Qaeda Mokhtar Belmokhtar Sudah Meninggal di Libya

Salah satu pemimpin paling senior Al-Qaeda di kawasan Afrika Utara, Mokhtar Belmokhtar. (Gambar: video daring)

 

Ubari, , 17 Rabi’ul Awwal 1438/17 Desember 2016 (MINA) – Salah satu pemimpin paling senior Al-Qaeda di kawasan Afrika Utara, Mokhtar Belmokhtar, telah meninggal dunia dan dimakamkan di daerah Ubari, Libya, pada 25 November.

Sumber-sumber keamanan lokal mengatakan kepada The New Arab yang dikutip MINA, Belmokhtar meninggal setelah mengalami luka parah dalam serangan udara Perancis tanggal 15 November di kota Sabha, Libya.

Kematiannya telah diharapkan banyak pihak yang menjadikan Al-Qaeda sebagai musuh, tetapi kematiannya tidak pernah dikonfirmasi.

“Para pejabat Amerika Serikat (AS) mengungkapkan keyakinan yang lebih besar bahwa serangan terbaru yang dilakukan oleh pesawat Perancis di Libya selatan awal bulan ini kemungkinan berhasil,” kata laporan Wall Street Journal.

Sumber keamanan The New Arab mengatakan, mantan pemimpin AQIM itu berada di Sabha untuk membeli senjata dalam kesepakatan yang didanai dari uang tebusan yang diyakini telah dibayarkan untuk pembebasan warga Kanada dan dua orang Italia yang diculik di Libya September lalu.

Dua pengikut Belmokhtar yang bersamanya juga meninggal setelah serangan.

Belmokhtar yang diketahui menderita diabetes selama bertahun-tahun, terluka parah dalam serangan itu, tapi selamat cukup lama dan diangkut ke beberapa titik antara 20-24 November hingga ke Ubari.

Mokhtar Belmokhtar dikenal oleh media setempat sebagai pejuang bermata satu dan “sulit dipahami”. Ia juga dikenal bernama Khaled Abu Al-Abbas yang lahir pada 1 Juni 1972, di provinsi Ghardaia, Aljazair.

Sebelumnya dia berulang kali selamat dari upaya pembunuhan oleh pasukan AS dan Perancis. Beberapa laporan sebelumnya menyatakan kematiannya setelah operasi militer dalam beberapa tahun terakhir yang kemudian terbukti palsu.

Pada tahun 1989, ia pergi ke Afghanistan untuk melawan Uni Soviet, menerima pelatihan bersama Mujahidin yang didukung AS, sebelum kembali ke Aljazair dan akhirnya menjadi di Maghreb. (T/P001/R01

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.