Washington, MINA – Kelompok tujuh negara industri (G7) mengumumkan babak baru sanksi terhadap Rusia atas operasi militernya di Ukraina.
G7 bersumpah bahwa larangan yang “belum pernah terjadi sebelumnya” akan memukul arteri ekonomi Rusia dengan keras.
Sanksi “terkoordinasi” diumumkan hari Ahad (8/5) oleh G7 yang meliputi Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Kanada, Italia, dan Jepang, Press TV melaporkan.
AS dan sekutu Baratnya telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari.
Baca Juga: PBB: Serangan Israel ke Suriah Harus Dihentikan
Langkah-langkah ekonomi baru, kata G7, ditujukan untuk elit Rusia yang mendukung operasi militer Putin.
“Kami akan melanjutkan dan meningkatkan kampanye kami melawan elit keuangan dan anggota keluarga, yang mendukung Presiden Putin dalam upaya perangnya dan menyia-nyiakan sumber daya rakyat Rusia,” kata pernyataan bersama kelompok tersebut.
Negara-negara tersebut juga mengklaim, mereka akan mencoba secara bertahap mengurangi ketergantungan mereka pada impor energi Rusia.
“Kami akan memastikan bahwa kami melakukannya secara tepat waktu dan teratur, dan dengan cara yang menyediakan waktu bagi dunia untuk mengamankan pasokan alternatif,” tambah pernyataan itu.
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus
Negara-negara tersebut juga memanfaatkan beberapa sanksi tambahan, termasuk larangan yang menargetkan tiga stasiun televisi Rusia, dan eksekutif Gazprombank Rusia yang terkait erat dengan eksportir gas raksasa Rusia Gazprom. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB: 16 Juta Orang di Suriah Butuh Bantuan