Gaza, MINA – Pemimpin Hamas Ismail Haniyah melakukan kunjungan singkat ke Mesir pada Ahad (13/5), sehari sebelum protes besar diperkirakan terjadi di Gaza atas tindakan Washington yang kontroversial di Yerusalem.
Pejabat Hamas Khalil Al-Hayya mengatakan, Haniyah melakukan perjalanan Ahad pagi dan bertemu dengan Direktur Dinas Intelijen Mesir Abbas Kamel untuk membahas protes yang dikenal sebagai “Great Return March“, demikian Arab News melaporkan.
Puluhan ribu warga Palestina diperkirakan akan berkumpul di sepanjang perbatasan antara Gaza dan Israel pada Senin (14/5) untuk memprotes saat Amerika Serikat (AS) membuka kedutaannya di Yerusalem.
Pemimpin Hamas telah menyuarakan dukungan dalam beberapa hari terakhir untuk upaya mematahkan pagar ke Israel, meskipun kemungkinan itu mengarah kepada pertumpahan darah.
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
Hayya yang melakukan perjalanan ke Mesir bersama delegasi Haniyah mengatakan, Hamas telah memberitahu orang Mesir “pawai ini damai dan mendapat dukungan rakyat.”
Dia mengatakan, mereka menganggap pertemuan itu “baik yang terjadi dalam kerangka memobilisasi dukungan Arab dan Islam.”
Media Arab telah berspekulasi bahwa Mesir, satu dari dua negara Arab yang memiliki perjanjian damai dengan Israel, dapat meredakan gejolak di perbatasan dengan Gaza dan menawarkan bantuan ekonomi sebagai imbalan bagi para pengunjuk rasa yang tidak mencoba melanggar pagar.
Lima puluh empat orang Palestina telah tewas oleh tembakan Israel sejak protes massal meletus di sepanjang perbatasan pada 30 Maret. Sementara tidak ada orang Israel yang terluka.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Pemindahan kedutaan, janji kampanye oleh Presiden AS Donald Trump, telah membuat marah orang-orang Palestina, yang memandang bagian timur Yerusalem sebagai ibu kota negara masa depan mereka. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya