Beirut, MINA – Pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah pada Jumat (25/10) memperingatkan, protes anti-pemerintah besar-besaran yang berkelanjutan dapat menjerumuskan negara ke dalam perang saudara.
Nasrallah menuduh Israel dan negara-negara lain bekerja untuk mengambil keuntungan dari demonstrasi di Lebanon yang memicu kerusuhan.
Pernyataan itu muncul di hari kesembilan protes di beberapa kota, demikian Times of Israel melaporkan.
Namun, dia memuji para pemrotes karena menekan pemerintah untuk membatalkan rencana kenaikan pajak, tetapi ia pun menegaskan kembali penentangannya terhadap pengunduran diri kabinet.
Baca Juga: Presiden Aoun: Lebanon Tidak Punya Pilihan Selain Negosiasi dengan Israel
Hizbullah adalah pemain politik utama di Lebanon dan dengan sekutunya memegang kursi mayoritas di kabinet. Ini adalah satu-satunya gerakan yang tidak dilucuti senjatanya setelah perang saudara 15 tahun di Lebanon.
Nasrallah juga meminta para pendukungnya untuk meninggalkan jalan-jalan setelah bentrokan terjadi di Beirut antara mereka dan demonstran anti-korupsi.
Di alun-alun utama Ibu Kota, pengunjuk rasa terdiam untuk mendengarkan siaran pidato Nasrallah pada pengeras suara.
Ketika mendekati akhir, polisi bergerak untuk memisahkan pendukung Hizbullah dari para demonstran.
Baca Juga: Wamenlu Anis Matta Dorong Diplomasi Damai di Manama Dialogue 2025
Nasrallah memperingatkan, Lebanon bisa jatuh kepada perang saudara, seperti perang negara yang berlangsung 15 tahun dan berakhir pada 1990. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lebanon Tuduh Israel Tanggapi Tawaran Negosiasi dengan “mengintensifkan” Serangan
















Mina Indonesia
Mina Arabic