Baghdad, MINA – Para pemimpin Irak mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan negara mana pun yang mengizinkan penodaan Al-Qur’an, menyusul peristiwa baru-baru ini di Swedia.
Selama pertemuan di Baghdad pada Ahad (23/7), Presiden Abdullatif Jamal Rashid, Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani, Ketua Parlemen Mohammed al-Halbousi, dan Ketua Dewan Yudisial Tertinggi Fayek Zaydan, menyatakan dukungan yang tak tergoyahkan atas upaya pemerintah untuk menjaga kesucian teks dan simbol agama Islam.
Para pemimpin mengutuk penodaan Al-Qur’an yang disengaja dan mengkritik otoritas Swedia karena memberikan izin untuk mengizinkan tindakan tersebut. The New Arab melaporkan.
Irak mengusir Duta Besar Swedia dan memanggil kembali kuasa hukum Irak di Swedia pekan lalu, sebagai tanggapan kemarahan atas protes di Swedia di mana salinan Al-Qur’an dinodai. Insiden tersebut memicu protes luas di Irak.
Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan
Bagdad juga menangguhkan izin operasi perusahaan telekomunikasi Swedia Ericsson.
Masalah ini telah menarik perhatian internasional dan melihat kecaman dari negara-negara Muslim dan Arab dengan Irak mengambil peran utama dalam protes tersebut.
Swedia telah menanggapi sikap keras Irak dengan menunjukkan kesediaannya untuk terlibat dalam diskusi guna mengatasi situasi dan mencegah eskalasi lebih lanjut. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)