Garut, MINA – Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, sudah menyiapkan langkah-langkah mitigasi kebencanaan terhadap ancaman gempa dari sesar Garsela di Kecamatan Pasirwangi, maupun kecamatan lainnya yang memiliki ancaman bencana serupa.
Hal tersebut disampaikan Bupati Garut Rudy Gunawan melalui keterangan tertulisnya dikutip MINA, Sabtu (10/12).
“Mitigasi di Pasirwangi kita sudah ada Standar Operasional Prosedur atau SOP-nya, kalau terjadi kebencanaan ke mana, pertama ke ruang terbuka, ruang terbuka yang aman,” kata Rudy Gunawan.
Rudy menuturkan, hasil kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Garut memiliki kawasan sesar Garsela di delapan kecamatan, salah satunya Kecamatan Pasirwangi yang menjadi perhatian pemerintah untuk mencegah risiko bencana.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
“Kita sudah merumuskan dalam mitigasi ketika terjadi bencana, yang berhubungan dengan gempa bumi, semua berhati-hati, bencana ini mau tengah hari, mau malam hari,” katanya.
Pemkab Garut, kata Rudy, sudah merumuskan dalam mitigasi bencana di kawasan sesar Garsela yang diharapkan bisa menjadi perhatian semua pihak untuk bersama-sama mewaspadai ancaman gempa itu.
“Kami tidak mau menakut-nakuti, tapi kami melakukan mitigasi kebencanaan di semua tempat, terutama ada di sesar Garsela,” kata bupati.
Rudy mengungkapkan, selama ini gempa bumi dengan skala kecil telah beberapa kali terjadi di Garut yang berdasarkan hasil kajian PVMBG, gempa di Garut berasal dari sesar Garsela.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Rudy berharap ancaman bencana alam itu tidak menimbulkan risiko yang besar, untuk itu semua elemen masyarakat berdoa agar semuanya selamat dari bencana alam.
“Kita coba untuk menyampaikan imbauan hati-hati, kita tidak bisa apa-apa, kita tidak bisa berprediksi apapun hanya berdoa kepada Allah,” kata bupati.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyatakan sejumlah 135 rumah terdampak guncangan gempa berupa retakan kecil pada dinding bangunan sehingga masih bisa ditempati warga karena kondisinya dinilai masih aman.
“Yang 135 itu terdampak, terdampak dalam artian tidak ada perubahan struktur, hanya retak-retak biasa, dan masih bisa dimanfaatkan, dipakai,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Satria menuturkan, kejadian gempa bermagnitudo (M) 5,1 dengan episentrum di selatan Garut pada Sabtu (3/12) cukup dirasakan masyarakat di Kabupaten Garut.
Selain Sesar Cimandiri, terdapat empat jenis sesar aktif lainnya di Jawa Barat, salah satunya di Garut. Garut memiliki sesar yang masih aktif, namanya Sesar Garsela yang berada di Garut Selatan dan membentang ke selatan Bandung.(R/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia