Jakarta, MINA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dinilai tidak dapat terus-menerus menanggung beban subsidi besar untuk operasional layanan transportasi Transjakarta. Hal itu disampaikan oleh Pramono yang menjelaskan bahwa besaran subsidi untuk setiap penumpang Transjakarta saat ini mencapai lebih dari Rp9.000 per perjalanan.
Dengan adanya subsidi tersebut, masyarakat hanya perlu membayar tarif sebesar Rp3.500 untuk menikmati layanan bus Transjakarta. Bahkan, bagi penumpang yang melakukan perjalanan sebelum pukul 07.00 WIB, tarifnya lebih murah lagi, yakni hanya Rp2.000.
Pramono mengungkapkan, tarif Transjakarta saat ini jauh lebih murah dibandingkan dengan tarif layanan transportasi umum di wilayah penyangga Jakarta. Kondisi itu menunjukkan bahwa biaya operasional yang ditanggung Pemprov DKI cukup besar untuk menjaga tarif tetap terjangkau bagi masyarakat.
Namun, ia menegaskan bahwa pemberian subsidi dalam jumlah besar ini tidak dapat terus dilakukan tanpa adanya dukungan dari pihak lain, baik pemerintah pusat maupun sektor swasta. Menurutnya, kolaborasi dan inovasi pendanaan perlu dipertimbangkan agar layanan transportasi publik di Jakarta dapat berkelanjutan tanpa membebani anggaran daerah.
Baca Juga: BNPB: Banjir Mendominasi Bencana di Indonesia
“Pemprov Jakarta tidak mungkin terus-menerus memberikan subsidi itu tanpa bantuan dari pihak lain,” ujarnya.
Transjakarta saat ini menjadi salah satu moda transportasi publik andalan warga Jakarta dengan tingkat keterjangkauan tarif yang tinggi. Namun demikian, tantangan keberlanjutan subsidi menjadi perhatian utama dalam upaya menjaga kualitas dan efisiensi layanan transportasi massal di ibu kota. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemendagri Bantah Ada WNA Israel dalam Sistem Kependudukan Nasional
















Mina Indonesia
Mina Arabic