Jakarta, MINA – Pemimpin Redaksi Kantor Berita Mi’raj News Agency (MINA), Ismet Rauf, pada Sabtu (30/3) memberi arahan kepada para peserta diskusi Muslim Youth Forum on International Issues, kumpulan anak-anak muda atau milenial Islam yang membahas isu-isu internasional.
Kantor Berita MINA yang berkantor pusat di Senen, Jakarta Pusat, bertindak sebagai tuan rumah dalam acara diskusi yang bertemakan “Indonesia Dalam Percaturan Internasional dan Peran Para Diplomat” dengan menghadirkan pembicara kunci M. Aji Surya, Direktur Sesdilu Kementerian Luar Negeri RI.
Wartawan senior Ismet Rauf, yang adalah juga anggota tim penulis buku Diplomasi Indonesia (Kemlu RI, 1995, lima jilid,) menyatakan perlunya peminat-peminat masalah internasional mengenal sejarah diplomasi Indonesia untuk memahami arah dan kebijakan politik luar negeri Indonesia mutakhir.
Ia menyampaikan beberapa contoh kebijakan luar negeri RI, termasuk alasan Indonesia tidak bersifat keras terhadap Myanmar yang sudah terbukti melakukan pelanggaran HAM terhadap warga Rohingya karena negara tersebut pernah berjasa membantu Indonesia saat keadaan krisis di masa revolusi, sama-sama menjadi sponsor Konperensi Asia-Afrika tahun 1955.
Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”
Dipaparkan juga salah satu sebab Belanda ngotot menguasai Irian Barat pada Konperensi Meja Bundar akhir 1949 adalah karena Belanda ingin mempertahankan wilayah itu sebagai pusat penyebaran agama Kristen di Pasifik Selatan.
Dalam kesempatan itu ia juga memaparkan sejarah Kantor Berita Berita MINA (Mi’raj Islamic News Agency) yang didirikan tahun 2012 oleh Jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah, lembaga kemanusiaan & kedaruratan MER-C dan Radio Rasil. Terbit dengan tiga bahasa, yakni Arab, Inggris dan Indonesia
Sementara itu, Direktur Eksekutif Muslim Youth Forum on International Issues Muhammad Anthony menyampaikan bahwa forum tersebut didirikan atas dasar “hausnya” para milenial Islam akan isu-isu internasional.
“Ini khusus on international issues. Ini forum yang kami persembahkan dan inisiasi satu tahun yang lalu, untuk mengembangkan anak-anak muda agar lebih baik dan aktif dalam pengetahuan,” kata Anthony.
Baca Juga: Menag Sayangkan Banyak yang Ngaku Ulama tapi Minim Pengetahuan
“Mulai dari dialog series tentang Pakistan, Kashmir, Sudan, kita juga datang ke Kedutaan Besar negara lainnya,” katanya. (L/Sj/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK